Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Moeldoko Ingatkan Pesan Inklusivitas pada Organisasi Keagamaan: Tak Ada Lagi Minoritas dan Mayoritas

Moeldoko Ingatkan Pesan Inklusivitas pada Organisasi Keagamaan: Tak Ada Lagi Minoritas dan Mayoritas Kredit Foto: KSP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan pentingnya bagi organisasi keagamaan untuk menggunakan pendekatan yang inklusif, membangun dan mengembangkan sebuah lingkungan yang terbuka bagi semua pihak.

"Saya sangat berharap organisasi Al Washliyah bisa menjadi bagian penting dari pembangunan bangsa ini," kata Moeldoko dalam keterangannya, Rabu (1/3/2023).

Baca Juga: Apresiasi Keberhasilan Program Kartu Prakerja, Moeldoko: Bisa Jadi Contoh Pelayanan Publik ke Depan

"Saya juga berpesan agar nilai inklusivitas terus dijunjung tinggi. Tidak ada lagi istilah minoritas dan mayoritas karena negara ini dibangun bersama-sama, melalui kebersamaan dalam sebuah kebhinekaan. Maka, tidak boleh ada ekslusivitas yang membedakan satu organisasi keagamaan satu dengan yang lainnya," imbuhnya.

Sementara itu, organisasi Al Jam'iyatul Washliyah, atau yang lebih dikenal dengan Al Washliyah, merupakan organisasi Islam yang didirikan di kota Medan, Sumatra Utara, sejak tahun 1930. Al Washliyah menjadi salah satu organisasi yang turut berjuang melepaskan bangsa Indonesia dari jeratan penjajah.

Tidak hanya fokus pada pengamalan ajaran Islam, Al Washliyah saat ini juga memiliki berbagai gagasan program di berbagai bidang kepemudaan di ranah politik, intelektual, dan pembangunan ekonomi.

Baca Juga: Moeldoko Sebut Institusi TNI Semakin Profesional dan Mengedepankan HAM

Kepala Staf Kepresidenan pun menaruh harapan pada organisasi keagamaan yang banyak diisi oleh cendekiawan muda ini.

"Organisasinya memang sudah tua tapi pemikirannya harus tetap muda. Pikiran progresif menjadi penting di tengah situasi global dengan perubahan yang luar biasa, kecepatan tinggi, kompleksitas tinggi dan selalu punya faktor kejutan. Cara menghadapi situasi tidak menentu ini adalah tetap berpikir progresif, agar tidak tertinggal," tutup Moeldoko.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: