Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Phising Hingga Penipuan Selalu Mengintai, Masyarakat Harus Bijak dalam Menelusuri Dunia Digital

Phising Hingga Penipuan Selalu Mengintai, Masyarakat Harus Bijak dalam Menelusuri Dunia Digital Kredit Foto: Kominfo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka kampanye Gerakan Nasional Literasi Digital di Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan webinar Literasi Digital #MakinCakapDigital 2023 untuk segmen komunitas di wilayah Kalimantan pada Kamis (2/3/2023) dengan tema ‘Mengenal phising dan doxing, kejahatan baru di ruang digital’.

Saat ini pengguna internet semakin meningkat, di mana jumlahnya mencapai 204 juta atau setara 73,7 persen dari populasi penduduk Indonesia. Namun terkait dengan intensitas penggunaan internet, kecakapan digital masyarakat Indonesia dinilai masih dalam taraf cukup. Bahkan dari sisi etika, warganet Indonesia sempat mendapat predikat sebagai yang paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Baca Juga: Gandeng BI, Xplorin Gaungkan Transaksi Digital Berbasis QRIS di WSBK 2023

“Sehingga penting bagi kita belajar literasi digital,” ungkap Dosen Universitas Bali Internasional, Komang Tri Werthi, saat menjadi nara sumber kegiatan literasi digital #makincakapdigital 2023 untuk segmen komunitas di Kalimantan, Kamis (2/3/2023).

Individu yang cakap digital sendiri dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital. Termasuk dalam menggunakan mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital.

Di mulai dari menggunakan perangkat keras dan lunak, pengguna tak sekadar bisa mencari informasi melalui mesin pencari saja. Tapi mengetahui jenis mesin pencari, proses kerjanya, cara menggunakan fitur-fitur yang tersedia di dalamnya agar maksimal untuk keperluan pekerjaan sampai informasi akademik dengan menggunakan kata kunci efektif dan bisa menggunakan fitur cek fakta. Kemudian media sosial yang bukan sekadar tempat mencari hiburan, tapi informasi dan menjadi media belajar.

Narasumber berikutnya Relawan Mafindo Samarinda dan Guru IT MA Darul Ihsan Samarinda, Muhammad Aswad mengatakan, selain kemampuan digital yang harus dikuasai, di sisi keamanan digital pengguna juga harus mampu melindungi dirinya dari ancaman kejahatan digital. “Bukan hanya mengamankan data yang kita miliki tapi juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia,” sebut Aswad.

Data pribadi sendiri merupakan data tentang kehidupan seseorang, baik yang teridentifikasi dan atau dapat diidentifikasi secara tersendiri maupun dikombinasikan dengan informasi lainnya langsung maupun tidak langsung dan elektronik serta non elektronik rentan untuk disalahgunakan.  Data umum biasanya mengenai nama lengkap, jenis kelamin, tanggal lahir yang biasa terdapat pada kartu identitas. Sementara yang spesifik berupa sidik jari, iris mata, tinggi badan, informasi kesehatan, orientasi seksual hingga pandangan politik, data anak dan data keuangan pribadi.

Baca Juga: Habis Dirujak Menterinya Jokowi, Mario Dandy Terancam Masuk Jurang Lebih Dalam Lagi: Kami Mengamankan...

“Sering-sering share transaksi keuangan dan struk ini kadang berbahaya atau data lain yang ada di ketentuan perundang-undangan,” sambungnya lagi.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: