Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Murid di Negara Pendidikan Terbaik di Dunia Masuk Sekolah Jam 9 Siang, Sangat Kontras dengan NTT

Murid di Negara Pendidikan Terbaik di Dunia Masuk Sekolah Jam 9 Siang, Sangat Kontras dengan NTT Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kontroversi pada jam masuk sekolah yang diterapkan di NTT menjadi perhatian banyak orang. Tidak sedikit yang setuju dengan keputusan ini, untuk mendisiplinkan siswa.

Namun cukup banyak juga yang mendebatnya, dan membandingkan dengan apa yang diterapkan di Finlandia. Menurut banyak orang, alasan Finlandia terapkan jam belajar dari siang dinilai lebih masuk akal.

Baca Juga: Siswa di NTT Masuk Sekolah Jam 5 Pagi, Orang DPR Heran Bukan Main: Anak-anak Jangan Dijadikan Kelinci Percobaan!

Tapi apa saja sebenarnya alasan negara tersebut menerapkan jam belajar mulai dari siang, yang notabene bertolak belakang dengan apa yang diterapkan di NTT baru-baru ini?

Alasan Finlandia Terapkan Jam Belajar dari Siang

Beberapa alasan yang menjadi dasar penerapan kebijakan ini adalah riset yang telah dilakukan.

Pertama, riset yang diterbitkan PubMend Central US National Library of Medicine, dengan judul School Start Times, Sleep, Behavioral, Health, and Academic Outcomes: a Review of the Literature.

Jurnal ini membuktikan bahwa kurang tidur menyebabkan berbagai kerugian bagi siswa. Hal ini dapat terlihat dari kesehatan mental dan fisik yang buruk, masalah perilaku, hingga nilai akademik yang rendah.

Di negara tersebut, murid mulai masuk sekolah pukul 09.00 hingga 09.45, dan selesai belajar pada pukul 14.00 hingga 14.45 waktu setempat. Jelas ini berbeda jauh dengan apa yang diterapkan di NTT dan menjadi perhatian masyarakat Indonesia bukan?

Baiknya kualitas pendidikan di Finlandia juga memiliki indikator lain yang mendukungnya, tak sekedar jam masuk sekolah. Mulai dari tidak adanya tes standar dan digantikan dengan Ujian Matrikulasi Nasional yang bisa diikuti siswa akhir sekolah menengah atas, kemudian standar yang tinggi untuk staf pengajar di sekolah, sistem pendidikan kolaborasi, PR sedikit dan guru yang sama selama enam tahun pendidikannya, dan lain sebagainya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: