Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kapitalisme Hancur di Depan Mata Kita, Miliarder Ken Griffin: Regulator Adalah Definisi Tertidur di Belakang Kemudi

Kapitalisme Hancur di Depan Mata Kita, Miliarder Ken Griffin: Regulator Adalah Definisi Tertidur di Belakang Kemudi Kredit Foto: NBCU Photo Bank/NBCUniversal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Runtuhnya bank-bank di Amerika Serikat secara berturut-turut mendorong para regulator untuk melangkah dengan mengambil tindakan sendiri. Akibatnya, CEO Citadel Hedge Fund, Ken Griffin, menggambarkan bahwa kapitalisme hancur di depan mata kita.

Untuk konteksnya, US Treasury, Federal Reserve, dan Financial Deposit Insurance Corporation turun tangan untuk menyelamatkan pelanggan Silicon Valley Bank dan Signature Bank yang ambruk.

Dalam wawancara dengan Financial Times, Griffin berpendapat bahwa pembayar pajak AS seharusnya tidak perlu menyelamatkan investor institusional. 

“AS seharusnya menjadi ekonomi kapitalis, dan itu runtuh di depan mata kita. Ada hilangnya disiplin keuangan dengan pemerintah membebaskan deposan secara penuh,” ujar Griffin, mengutip Watcher.guru di Jakarta, Rabu (15/3/23).

Baca Juga: Kisah Orang Terkaya: Frits Goldschmeding, Profesor Asal Belanda yang Juga Miliarder dan Pengusaha

Pada 13 Maret, HSBC UK Bank mengakuisisi lengan SVB di Inggris seharga £1 (Rp18.600). Penjualan tersebut difasilitasi oleh Bank of England dengan berkonsultasi dengan Departemen Keuangan Inggris. Setelah akuisisi, Kanselir Inggris Jeremy Hunt melanjutkan dengan menegaskan bahwa deposito akan dilindungi tanpa dukungan dari pembayar pajak.

Beberapa orang skeptis berpendapat bahwa langkah Fed untuk menyelamatkan nasabah bank menyoroti fakta bahwa regulator melewatkan tanda-tanda peringatan utama.

"Regulator adalah definisi tertidur di belakang kemudi," ujarnya lagi.

Faktanya, dia menambahkan bahwa ekonomi AS cukup kuat untuk mengurus dirinya sendiri, tanpa dukungan dari regulator.

“Itu akan menjadi pelajaran besar dalam moral hazard. Kerugian bagi deposan akan menjadi tidak material, dan itu akan menunjukkan bahwa manajemen risiko itu penting. Kami bekerja penuh, kerugian kredit minimal, dan neraca bank berada pada posisi terkuatnya. Kami dapat mengatasi masalah moral hazard dari posisi yang kuat,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: