Sisi Lain Kenaikan Harga Emas, Analis Sebut De-dolarisasi Menyerang Dolar AS
Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Chief Executive Officer (CEO) Citadel, Ken Griffin menyatakan keprihatinan mendalam terhadap lonjakan harga emas yang dinilai dapat memengaruhi peran dolar sebagai aset safe haven global.
Griffin mengatakan bahwa kenaikan harga emas saat ini dipicu oleh sikap investor yang tengah melakukan de-dolarisasi akibat ketidakpastian ekonomi dari Amerika Serikat (AS).
Baca Juga: Rampas Smelter Ilegal di Bangka, Prabowo Kaget ada Monazit Harganya Ratusan Ribu Dolar per Ton!
“Kita menyaksikan inflasi aset yang signifikan menjauh dari dolar, karena investor mencari cara untuk melakukan de-dolarisasi atau mengurangi risiko terhadap utang pemerintah dari AS,” kata Griffin, dilansir dari Bloomberg, Rabu (8/10).
AS menurutnya tengah menjadi sorotan utama dari investor. Ekonomi negara tersebut seperti sedang mengalami sugar high, dengan pasar saham berada dalam level tertinggi sepanjang masa berkat ledakan teknologi kecerdasan buatan (AI) dan komputasi kinerja tinggi.
Kondisi ini memicu kembali narasi debasement trade, yaitu pergeseran investor ke aset keras seperti emas, perak, dan bitcoin untuk melindungi kekayaan dari risiko debasement mata uang, di mana pencetakan uang yang berlebihan menurunkan daya beli mata uang yang mana dalam hal ini adalah Dolar AS.
AS sendiri tengah mengalami penutupan sebagian (partial shutdown) dari pemerintahannya yang mana mengakibatkan tertundanya sejumlah rilis data ekonomi penting. Hal itu mempengaruhi prediksi arah suku bunga dari Federal Reserve (The Fed).
Investor menilai hampir pasti peluang bank sentral akan memangkas suku bunga sebesar dua puluh lima basis poin pada pertemuannya di Oktober. Hal tersebut akan menurunkan federal funds rate ke 3,75%–4,00%.
Baca Juga: Tambang Emas Pani Kian Gemuk, Cadangan Naik 150%
Pasar juga memperkirakan pemangkasan tambahan sebelum akhir tahun yang akan membawa suku bunga ke 3,50%–3,75%. Hal tersebut menyusul upaya bank sentral menjaga stabilitas pasar dan pertumbuhan ekonomi di AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement