Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Belum Ada Regulasi Seputar AI, Elon Musk Peringatkan Bencana: Ini Adalah Masalah Besar!

Belum Ada Regulasi Seputar AI, Elon Musk Peringatkan Bencana: Ini Adalah Masalah Besar! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

CEO Tesla, Elon Musk adalah salah satu investor pertama dalam kecerdasan buatan. Ia adalah salah satu dari mereka yang membiayai startup OpenAI, yang mengembangkan chatbot ChatGPT.

Musk, miliarder Peter Thiel, dan investor modal ventura Marc Andreessen menyumbangkan dana untuk startup tersebut saat masih berstatus nirlaba.

Kemudian, dana ini telah memungkinkan OpenAI untuk mengembangkan apa yang telah menjadi salah satu simbol revolusi AI, yang telah menggemparkan dunia bisnis sejak 30 November, tanggal peluncuran resmi ChatGPT. Sejak itu, ChatGPT menjadi favorit.

Baca Juga: Elon Musk Hati-Hati! Pengusaha India Ini Ingin Saingi Twitter Sampai Integrasi ke ChatGPT: Kami Lebih Trendi

Mengutip The Street di Jakarta, Jumat (17/3/23) Chatbot baru ini telah merevolusi pencarian internet hingga membuat Google tampak kuno. Chatbot dapat memecahkan persamaan matematika yang rumit, menulis puisi, menulis buku, menyarankan resep masakan, dan banyak lagi. Ini memberikan jawaban seperti manusia.

Kesuksesan chatbot telah memulai perlombaan antara Teknologi Besar dan perusahaan yang melihatnya sebagai peluang nyata. Ini menjadi emas baru. Dua manfaat utama bagi perusahaan adalah bahwa AI akan secara signifikan mengurangi biaya mereka dan membuat mereka lebih efisien. Kelemahan besarnya adalah banyak profesi yang terancam punah, digantikan oleh chatbot dan robot.

Teknologi tersebut kini lebih dekat dengan kecerdasan buatan generatif atau Artificial Generative Inteligent (AGI). Istilah ini mengacu pada sistem AI yang dapat meniru manusia, bahkan melakukannya dengan lebih baik.

Tetapi Musk telah memperingatkan bahwa AI atau AGI lebih berbahaya daripada senjata nuklir, dan karena itu dia meminta pihak berwenang untuk mengatur sektor tersebut.

Dia pun telah berubah menjadi kritikus AI secara keseluruhan, dan terutama kurangnya regulasi dan pengawasan. Miliarder itu percaya bahwa jika tidak ada yang dilakukan untuk mengatur sektor ini, banyak hal akan lepas dari kendali manusia dan akan terlambat.

"Apa yang tersisa untuk kita manusia lakukan? Lebih baik kita lanjutkan dengan Neuralink!" keluhnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: