Guna menjaga stabilitas dan mendorong momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia terus memperkuat respons bauran kebijakan. Setidaknya terdapat 8 bauran kebijakan yang diperkuat bank sentral.
"Yang pertama, memperkuat operasi moneter untuk meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter," ujar Gubernur BI, Perry Warjiyo di Jakarta, kemarin. Baca Juga: BI Sebut Kolapsnya Tiga Bank di AS Bisa Bikin Nilai Tukar Rupiah Tertekan
Selanjutnya, memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah sebagai bagian dari upaya pengendalian inflasi, terutama imported inflation, melalui intervensi di pasar valas dengan transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), serta pembelian/penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder
"Kemudian melanjutkan twist operation melalui penjualan SBN di pasar sekunder untuk tenor pendek guna meningkatkan daya tarik imbal hasil SBN khususnya bagi masuknya investor portofolio asing dalam rangka memperkuat stabilisasi nilai tukar Rupiah," tambahnya.
Lebih lanjut Perry bilang, BI juga memperkuat pengelolaan devisa hasil ekspor melalui instrumen operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) berupa term deposit (TD) valas DHE sebagai instrumen penempatan DHE oleh eksportir melalui bank kepada BI sesuai dengan mekanisme pasar yang telah berlaku per 1 Maret 2023.
Selain itu, pihaknya juga melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dengan pendalaman kepada aspek profitabilitas perbankan dan dampak suku bunga kebijakan terhadap suku bunga kredit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement