Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Bijak Mulai Investasi Saham, Pastikan Punya Dana Darurat Dahulu Ya!

Cara Bijak Mulai Investasi Saham, Pastikan Punya Dana Darurat Dahulu Ya! Kredit Foto: Unsplash/Chris Liverani
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dana darurat bisa dikatakan sebagai kewajiban yang harus dimiliki sebelum akhirnya memutuskan untuk berinvestasi. Adapun jumlah dana darurat yang harus dimiliki bisa beragam. Untuk kamu yang tidak punya cicilan, penghasilan di bawah Rp100 juta/tahun dan tidak ada tanggungan, maka kumpulkan dana darurat 3x dari pengeluaran rutin bulanan.

Kemudian, untuk seseorang dengan penghasilan Rp100 juta/tahun, tanggungan hingga 3 orang dengan cicilan, maka jumlah dana darurat yang dikumpulkan yaitu 6-9x pengeluaran rutin bulanan.

Nah, untuk kamu yang seorang pengusaha atau freelancer dengan tanggungan anak dan orang tua, kumpulkan dana darurat 12x rutin bulanan. Angka tersebut ideal untuk semua orang, terlebih di saat krisis atau era ketidakpastian keuangan.

Baca Juga: Apa Itu Operating Cash Flow?

Lantas, bagaimana cara mengumpulkannya?

CEO ZAP Finance Prita Ghozie mengatakan untuk menyisihkan 5% setiap bulan dari pemasukan. Simpanlah dana darurat ke dalam aset yang mudah dicairkan karena keadaan darurat bisa datang kapan saja. Jadi, simpanlah dana darurat ke rekening bank yang terpisah, sehingga tidak disarankan menyimpan dana darurat dalam bentuk saham. Ini karena saham bisa naik-turun, dan akan berbahaya jika saham sedang tren turun tetapi darurat untuk digunakan.

Sehingga, paling tidak simpanlah 50% dana darurat ke rekening bank terpisah dan 50% lagi di reksa dana pasar uang. Ini karena reksa dana pasar uang adalah salah satu instrumen investasi yang pas untuk target jangka pendek dan bisa memberikan pengembalian 2-6% dalam satu tahun serta proses pencairan transaksi memakan waktu 2 hari kerja. Jadi, termasuk masih mudah untuk dicairkan.

Oleh karena itu, sebagian dana darurat yang disimpan bisa mengalahkan tingkat inflasi. Dan akan jauh lebih baik dibandingkan jika semuanya disimpan di rekening bank.

Jadi, akan lebih baik memiliki 3x pengeluaran untuk dana darurat terlebih dahulu sebelum berinvestasi saham. Setelah itu, kumpulkan dana darurat hingga ideal secara paralel dengan berinvestasi saham. Namun, perlu diperhatikan hal-hal berikut sebelum berinvestasi saham:

1. Hindari mindset 'main saham'

Memiliki mindset 'main saham' akan membuat kamu berinvestasi dengan main-main. Padahal, berinvestasi di pasar modal adalah peluang yang baik untuk bisa mencapai tujuan keuangan.

2. Belajar berinvestasi di aset investasi lain sebelum saham

Cobalah reksa dana saham terlebih dahulu sebelum berinvestasi langsung ke saham. Ini karena pergerakan reksa dana saham yang naik turun akan membuat kita memiliki gambaran awal dari investasi saham.

3. Gunakan uang dingin

Jangan pernah mengharapkan keuntungan langsung di akhir bulan dengan berinvestasi menggunakan uang belanja. Tetapi, gunakan uang dingin yang memang tidak memiliki tujuan keuangan untuk berinvestasi.

4. Jangan berutang

Jangan pernah berutang untuk berinvestasi demi harapan keuntungan tersebut bisa untuk bayar utang, terutama untuk pemula. Ini karena fluktuasi saham yang naik-turun tidak stabil. Jadi, tidak ada yang dapat memastikan keuntungan pasti setiap bulannya. Justru ini hanya akan menambah risiko berutang lebih besar lagi karena psikologis yang semakin tertekan untuk bayar utang dan bernafsu untuk meraih keuntungan.

5. Menabung saham

Nah, menabung saham terlebih dahulu adalah metode yang paling cocok untuk pemula, jadi bukan trading ya. Menabung saham secara berkala akan membuat kita terbiasa melihat pergerakannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: