Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pakar Ungkap Kegagalan Indonesia Tiru Gaya Berpolitik Sukarno Soal Olahraga, Salahnya di Sini!

Pakar Ungkap Kegagalan Indonesia Tiru Gaya Berpolitik Sukarno Soal Olahraga, Salahnya di Sini! Kredit Foto: Reuters/Ronen Zvulun
Warta Ekonomi, Jakarta -

Olahraga dan politik sejak lama sulit untuk dipisahkan, kata pakar militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie, menyinggung gaya berpolitik Presiden Pertama Indonesia Sukarno.

"Kalau masalah olahraga tidak bisa dipisahkan dengan politik karena sejak masa Bung Karno, Konferensi Asia Afrika menjadi Gerakan Non-Blok, dan menjadi Ganefo, di situ terlihat tidak bisa dipisahkan antara politik dan olahraga," tegas Connie, seperti dikutip dari kanal YouTube R66 Newlitics.

Baca Juga: Keras! Analis Politik Luar Negeri: Runtuh Sudah Marwah Indonesia Gegara Piala Dunia U-20

Connie membeberkan gaya berpolitik Sukarno yang ciamik ketika harus memadukan antara olahraga dan politik.

"Lihat Ganefo, era Sukarno contohnya terjadi politic non allignment, yang mengatakan 'go to hell Amerika dan sekutu'. Itu dilakukan Bapak Proklamator agar didengar oleh masyarakat Indonesia dan dunia sehingga di situlah sikapnya," terang analis politik luar negeri itu. 

Yang terjadi sekarang ini adalah pemerintah Indonesia tidak menunjukkan adanya integrasi antarkementerian dan lembaga sehingga sulit untu berharap sikap yang sama seperti Bung Karno utarakan.

"Sekarang bagaimana kita melakukan itu kalau Presiden (Joko Widodo) saja belum berkomitmen menjaga marwah bangsa dan negara," ujarnya.

Masalahnya, lanjut Connie, sekarang ini Amerika Serikat dan sekutunya menciptakan coallition of uber alles

"Ini adalah koalisi antara Amerika dan NATO, seperti saya bikin FIFA saya yang atur, bikin UN (United Nations/PBB) kita bisa kapan ngaturnya, kan begitu," tegas dia.

Sebelumnya, FIFA telah mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena suara penolakan dari masyarakat, politikus, dan organisasi masyarakat Islam. 

Mengacu hal itu, Connie berpendapat bahwa seharusnya Indonesia tidak perlu apply kalau pada akhirnya akan membuat malu negara dan presiden.

Ditambahkannya, FIFA adalah induk organisasi sepak bola internasional yang independen meskipun memiliki standar ganda.

"Ini FIFA loh, FIFA soal olahraga yang gak bisa kita duga, emangnya bisa kita atur ... Ya meskipun ada perbedaan kenapa terhadap Israel demikian, kepada Rusia demikian," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: