Mengerikan, Lebih dari 1.000 Warga Palestina Ditahan Israel Tanpa Pengadilan
Israel menahan lebih dari seribu tahanan Palestina tanpa dakwaan atau pengadilan. Kelompok hak asasi Israel yang secara teratur mengumpulkan angka-angka dari otoritas penjara HaMoked menyatakan pada Selasa (4/4/2023), jumlah tersebut merupakan tertinggi sejak 2003.
“Jumlahnya mengejutkan. Tidak ada batasan dalam penggunaan apa yang seharusnya menjadi pengecualian langka. Semakin mudah dan semakin mudah bagi mereka untuk menahan orang tanpa biaya atau percobaan," kata Direktur HaMoked Jessica Montell.
Baca Juga: Profesor Hukum Israel Bilang Negeri Zionis Benar-benar Lakukan Apartheid karena...
HaMoked mengatakan, pada April, ada 1.016 tahanan yang ditahan dalam penahanan administratif. Hampir semuanya adalah warga Palestina yang ditahan di bawah hukum militer.
Penahanan administratif sangat jarang digunakan terhadap orang Yahudi. Hanya ada empat orang Yahudi Israel saat ini ditahan tanpa dakwaan.
HaMoked mengatakan, 2.416 warga Palestina menjalani hukuman setelah dinyatakan bersalah di pengadilan militer Israel. Sedangkan 1.409 tahanan ditahan untuk diinterogasi, telah didakwa dan sedang menunggu persidangan atau sedang diadili.
Menurut HaMoked, terakhir kali Israel menahan tahanan administratif sebanyak ini adalah pada Mei 2003. Saat itu terjadi pergolakan pemberontakan kekerasan Palestina yang dikenal sebagai Intifadah Kedua.
“Jumlahnya selalu meningkat ketika ada ketegangan yang meningkat di lapangan. Penahanan administratif adalah alat yang efisien untuk menangkap ratusan orang dalam waktu singkat," kata direktur kelompok hak asasi tahanan Palestina Addameer Sahar Francis.
Sebanyak 76 warga Palestina yang ditahan bulan lalu, 49 orang adalah tahanan administratif. Perintah penahanan administratif dapat dikeluarkan untuk maksimal enam bulan, tetapi dapat diperpanjang tanpa batas waktu.
“Tidak ada kepastian kapan mimpi buruk itu akan berakhir,” kata Manal Abu Bakr di Dheisheh, sebuah kamp pengungsi di dekat kota Bethlehem di Tepi Barat.
Putranya yang berusia 28 tahun bernama Mohammed kehilangan empat tahun kuliahnya karena penahanan administratif. Suaminya, Nidal yang merupakan seorang jurnalis dan presenter radio masih ditahan.
Suami dari perempuan berusia 48 tahun ini telah menghabiskan 17 tahun di balik jeruji besi dalam tiga dekade terakhir. menurut kelompok hak asasi tahanan Palestinian Prisoners’ Club, lebih dari setengahnya tanpa dakwaan.
Sidang perpanjangan penahanannya dijadwalkan pada September. "Aku lelah. Bahkan sulit untuk berharap," kata Manal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Advertisement