Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Diprediksi Mencekam, Angkatan Laut Amerika No Comment Soal Manuver Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah

Diprediksi Mencekam, Angkatan Laut Amerika No Comment Soal Manuver Kapal Selam Nuklir ke Timur Tengah Kredit Foto: Sindonews
Warta Ekonomi, Washington -

Kapal selam rudal berpemandu Amerika Serikat yang mampu membawa hingga 154 rudal Tomahawk ke Timur Tengah jarang terjadi. Angkatan Laut AS tidak mengakui lokasi atau penyebaran kapal selam nuklir tersebut.

Juru bicara Armada ke-5 yang berbasis di negara Teluk Bahrain Timothy Hawkins menolak mengomentari misi kapal selam atau apa yang mendorong pengerahan tersebut. Dia mengatakan, kapal selam bertenaga nuklir yang berbasis di Kings Bay, Georgia, ini telah melewati Terusan Suez pada Jumat (7/4/2023). 

Baca Juga: Menhan: Gak Ada Australia Beli Kapal Selam Amerika, Bayarannya Bantu Konflik Taiwan

"Itu mampu membawa hingga 154 rudal jelajah serangan darat Tomahawk dan dikerahkan ke Armada ke-5 Amerika Serikat untuk membantu memastikan keamanan dan stabilitas maritim regional,” kata Hawkins. 

Armada ke-5 berpatroli di Selat Hormuz, muara sempit Teluk Persia yang dilalui 20 persen dari semua transit minyak. Wilayahnya meliputi Selat Bab el-Mandeb di lepas pantai Yaman dan Laut Merah yang membentang hingga Terusan Suez, jalur air Mesir yang menghubungkan Timur Tengah dengan Laut Mediterania. 

AS, Inggris, dan Israel menuduh Iran menargetkan kapal tanker minyak dan kapal komersial dalam beberapa tahun terakhir, tuduhan yang dibantah Iran.

Angkatan Laut AS juga telah melaporkan serangkaian pertemuan tegang di laut dengan pasukan Iran yang dikatakan agresif secara sembrono. 

Bulan lalu, A Smelancarkan serangan udara terhadap pasukan yang didukung Iran di Suriah. Tindakan itu dilakukan setelah serangan roket menewaskan seorang kontraktor Amerika Serikat dan melukai tujuh warga Amerika Serikat lainnya di timur laut negara itu. 

Rudal jelajah Tomahawk yang diluncurkan dari kapal atau kapal selam dapat mencapai target hingga 2.500 kilometer jauhnya. 

Mereka terkenal dipekerjakan selama jam buka invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003 dan sebagai tanggapan atas serangan senjata kimia Suriah pada 2018.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: