Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prajurit Hingga Pasukan Khusus Berguguran Saat Lawan KKB di Papua, CISS Sebut SDM Tempur TNI Perlu Dievaluasi

Prajurit Hingga Pasukan Khusus Berguguran Saat Lawan KKB di Papua, CISS Sebut SDM Tempur TNI Perlu Dievaluasi Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Operasi Tentara Nasional Indonesia (TNI) terhadap Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua belakangan ini tengah menjadi sorotan usai terjadinya penyanderaan Pilot Susi Air. Bahkan, operasi tersebut memakan korban nyawa beberapa prajurit TNI dari anggota Kostrad TNI dan Kopassus TNI.

Melihat hal ini, Direktur Eksekutif Center of Intelligence and Strategic Studies (CISS), Ngasiman Djoyonegoro menilai, pasukan tempur yang dimiliki TNI saat ini perlu dievaluasi.

Baca Juga: Mabes TNI Sebut KKB di Papua Makin Panik Diserang: Mereka Sudah Terjepit, Bubar Kocar-kacir!

"SDM tempur TNI perlu dievaluasi secara lebih mendalam. Seharusnya korban jiwa bisa diminimalisir jika personel TNI siap tempur, terlebih yang menjadi korban adalah pasukan khusus," kata Ngasiman dalam keterangan resminya di Jakarta, Minggu (23/4/2023).

Dengan begitu, Ngasiman menilai ada sistem yang tidak kuat dalam rekrutmen, penggemblengan, dan pembinaan personel.

"Kualitas personel merupakan cerminan kualitas dari proses," ujarnya.

Selain itu, Ngasiman juga melihat TNI harus mengevaluasi sistem komando di daerah yang rawan konflik.

Menurutnya, hal ini menyangkut pemilihan personel berdasarkan kapabilitas, informasi intelijen, dukungan alutsista dan sistem pengambilan keputusan dalam operasi

"Sistem komando ini mencerminkan keseriusan TNI dalam mempersiapkan dirinya di medan-medan yang memang sudah ketahuan tingkat kesulitannya," terangnya.

Untuk itu, Ngasiman meminta agar TNI tetap menjalankan profesionalitasnya dalam menjalankan tugasnya.

Baca Juga: TNI Minta Masyarakat Tak Perlu Khawatir dengan Operasi Siaga Tempur Melawan KKB

"Bagaimanapun, KST di Papua haruslah ditanggulangi karena dapat mengganggu dan mengancam kedaulatan negara," pungkasnya.

Sebelumnya, Kelompok separatis teroris (KST) Papua menyergab dan menyerang Pos Militer Mugi di Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan, Sabtu 15 April 2023 sore WIT. Empat prajurit TNI gugur dalam peristiwa itu. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: