Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Terpaksa' Pilih Ganjar, Kendali Politik Bukan di Mega, Tapi Jokowi

'Terpaksa' Pilih Ganjar, Kendali Politik Bukan di Mega, Tapi Jokowi Kredit Foto: Dok PDIP
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komentator politik Rizal Fadillah menilai saat Ketua Umum PDI-Perjuangan Megawati Soekarnoputri menetapkan Ganjar Pranowo sebagai Capres adalah pilihan pahit.

"Karena semua tahu Megawati tidak suka pada ulah Ganjar yang sejak awal beraksi untuk pencapresan dirinya. Jokowi ada di belakang Ganjar. Kini ada situasi yang terpaksa Megawati memilih jalan melawan batinnya sendiri. Sang Puteri Puan Maharani harus dikorbankan," kata Rizal dalam keterangan persnya.

Ia menilai Koalisi Besar dengan Prabowo sebagai figur capres dapat meminggirkan PDIP. Megawati tidak ingin partainya teralienasi. Sebab ironi jika partai pemenang Pemilu ternyata tidak punya teman.

"Kendali politik tidak pada Megawati tetapi Jokowi. Petugas partai yang dianggap tidak loyal bahkan durhaka. Mendorong Ganjar adalah bentuk kedurhakaan politik. Megawati ingin Puan," jelasnya.

Pergeseran dukungan Jokowi kepada Prabowo membuat Megawati pening. Koalisi Besar menjadi ancaman. Dalam keadaan panik Megawati terpaksa memakan buah yang tidak disukainya.

Pil pahit harus ditelan. Dukungan pada Ganjar Pranowo bukan kegembiraan tetapi keterpaksaan politik demi eksistensi PDIP sekaligus untuk memaksa Jokowi kembali terkendali.

"Prabowo terpaksa dibuang dan Puan disimpan," jelasnya.

Megawati baru saja menyatakan tidak mendukung capres yang mengandalkan pencitraan. Dan ia sangat tahu Ganjar berada di panggung ini. Kader-kader PDIP banyak yang terus menyerang Ganjar. Demi Megawati dan Puan.

Ketika kondisi berbalik akibat kepeningan Megawati maka kader-kader PDIP militan ikut terbawa pening pula. Pemulihan aspek psikologis adalah problema internal. Api dalam sekam.

Ganjar Pranowo bukan figur ideal. Banyak kelemahan ada padanya dan Megawati sangat tahu akan hal itu. Memang pahit.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: