Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tersengat Kabar Indomie di Taiwan Mengandung Zat Berbahaya, Saham ICBP Sempat Anjlok

Tersengat Kabar Indomie di Taiwan Mengandung Zat Berbahaya, Saham ICBP Sempat Anjlok Kredit Foto: Instagram/indomie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga saham PT Indofood CBP Tbk (ICBP) yang memproduksi Indomie masih bisa bertahan meski terguncang oleh kabar yang menyebutkan bila salah satu produk Indomie yang diproduksi perseroan yakni Indomie Rasa Ayam Spesial mengandung zat yang berbahaya yang dapat menyebabkan limfoma hingga leukimia. 

Pada pembukaan perdagangan, saham ICBP memang sempat anjlok Rp10.100 per saham dari Rp10.200 per saham pada. Bahkan, sempat terjerembab ke level Rp10.000 per saham. 

Namun, saham ICBP juga sempat melesat ke Rp10.350 per saham. Pada akhir perdagangan, saham ICBP kembali lagi ke harga Rp10.200 per saham. 

Baca Juga: Susut 17%, Indofood Sukses Makmur Catatkan Laba Sebesar Rp6,35 Triliun Sepanjang 2022

Sehingga, pada perdagangan 26 April 2023 ini saham ICBP bergerak pada rentang Rp10.000-10.350 per saham. Tercatat, ada sebanyak 11,29 juta saham yang diperdagangkan 4.916 kali dengan nilai Rp114,97 miliar. 

Melansir Focus Taiwan, Departemen Kesahatan Taipei menemukan bahwa dua produk mie instan “Mie Kari Puih Ah Lai” dari Malaysia dan “Indomie: Rasa Ayam Spesial” mengandung etilen oksida, senyawa kimia yang terkait dengan limfoma dan leukimia. 

Baca Juga: Taipei sebut Indomie Rasa Ayam Spesial Jadi Penyebab Kanker

Menurut informasi di situs Biro Zat Beracun dan Kimia, yang berada di bawah Administrasi Perlindungan Lingkungan tingkat Kabinet Taiwan, etilen oksida beracun jika dikonsumsi atau dihirup. 

Selain menyebabkan limfoma dan leukimia, etilen oksida juga dapat menyebabkan iritasi serius pada kulit dan mata jika bersentuhan dengan zat tersebut dan bahkan bisa memicuk cacat lahir dan keturunan. 

Chen Yi-ting, yang mengepalai Divisi Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Taipei, mengatakan pemeriksaan mie instan kota dilakukan dengan memilih secara acak 30 produk dari supermarket, toko serba ada, hypermarket, pasar basah tradisional, toko makanan Asia Tenggara dan importir grosir di kota.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: