Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kim Jong Un Murka, Sebut Amerika-Korea Selatan Percepat Kawasan Hadapi Situasi Perang Nuklir

Kim Jong Un Murka, Sebut Amerika-Korea Selatan Percepat Kawasan Hadapi Situasi Perang Nuklir Kredit Foto: Reuters/KCNA
Warta Ekonomi, Pyongyang, Korea Utara -

Korea Utara pada Senin (1/5/2023) mengkritik tindakan Amerika Serikat dan Korea Selatan telah meningkatkan ketegangan ke "ambang perang nuklir". Itu mengacu pada kesepakatan Washington-Seoul yang mengatakan meningkatkan penyebaran aset-aset strategis Washington di negara itu.

Kantor berita Korea Utara, KCNA, mengutip analis keamanan internasional Choe Ju-hyon, mengatakan kesepakatan tersebut dapat menetapkan kesediaan sekutu untuk mengambil tindakan yang paling bermusuhan dan agresif terhadap Korea Utara.

Baca Juga: Korea Selatan dan Amerika Saling Berbagi Rencana Nuklir Ini, Korea Utara Siap-siap

Penempatan aset-aset strategis AS telah menempatkan situasi semenanjung Korea dalam "rawa ketidakstabilan". Ini dimaksudkan untuk membangun "blok militer yang agresif dan eksklusif" di wilayah tersebut.

"Ini hanya bertujuan untuk menghindari tanggung jawab atas kejahatan nuklir terburuk yang pernah dilakukannya dengan secara sistematis menghancurkan dan melanggar sistem non-proliferasi nuklir, dan khususnya, mendorong situasi semenanjung Korea ke ambang perang nuklir," kata KCNA.

"Ini adalah tujuan jahat hegemonik yang dikejar oleh AS untuk mengubah seluruh Korea Selatan menjadi pos perang nuklir terbesarnya di Timur Jauh dan secara efektif menggunakannya untuk mencapai strateginya untuk mendominasi dunia," lanjut media Korea Utara itu.

Presiden AS Joe Biden dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengadakan pertemuan puncak pekan lalu, di mana Biden berjanji untuk memberikan lebih banyak wawasan kepada Seoul mengenai perencanaan nuklirnya dalam menghadapi konflik apapun dengan Korea Utara karena meningkatnya kecemasan akan program senjata Pyongyang dan payung nuklir AS.

Pyongyang bereaksi dengan marah terhadap KTT Yoon-Biden, dan mengatakan bahwa pihaknya telah mengkonsolidasikan keyakinannya untuk menyempurnakan "penangkal perang nuklir".

Kedua pemimpin sepakat untuk memperkuat pertahanan Korea Selatan dan secara teratur mengerahkan aset-aset strategis AS. Sebagai bagian dari upaya tersebut, kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir Angkatan Laut AS akan mengunjungi Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 1980-an.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: