Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mulai Pulih, Garuda Indonesia Catatkan Kenaikan Pendapatan Hingga 72,70%

Mulai Pulih, Garuda Indonesia Catatkan Kenaikan Pendapatan Hingga 72,70% Kredit Foto: Garuda Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sepanjang tiga bulan pertama di tahun 2023, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) berhasil mengantongi pendapatan usaha sebesar US$602,99 juta atau setara dengan Rp8,82 triliun (asumsi kurs sebesar Rp14.632 per dolar AS). Jika dibandingkan dengan pendapatan usaha pada tiga bulan pertama di tahun 2022 yang berada di angka US$350,15 juta, terlihat ada lonjakan signifikan sebesar 72,70%.

Pendapatan usaha Garuda Indonesia tentunya banyak ditopang oleh segmen penerbangan berjadwal, baik untuk penumpang maupun kargo dan dokumen. Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, dari segmen penerbangan berjadwal saja, perusahaan milik negara itu sudah meraup US$506,82 juta atau setara dengan Rp7,41 triliun.

Baca Juga: Pendapatan Operasional Membaik, Laba Bank BTPN Ikut Naik Hingga 7%

Sementara itu, ada dua segmen lainnya yang turut memberikan kontribusi terhadap pendapatan perusahaan, yakni segmen penerbangan tidak berjadwal dan lain-lain yang meliputi biro perjalanan, hotel, jasa boga, dan sebagainya. Merujuk dari sumber yang sama, kedua segmen tersebut masing-masing menyumbang US$12,81 juta dan US$83,35 juta pada kuartal pertama tahun 2023.

Sejalan dengan naiknya angka pendapatan, nominal beban usaha juga ikut mengalami peningkatan. Pada triwulan pertama tahun ini, Garuda Indonesia dikabarkan telah mengeluarkan dana sebesar US$359,21 juta alias meningkat 11,27% dari triwulan pertama tahun lalu untuk mendanai beban operasional penerbangan, beban pemeliharaan, beban bandara, dan beberapa beban lainnya.

Baca Juga: Capai All Time Highest Performance, Hartadinata Abadi Tingkatkan Perolehan Laba Hingga 37,80

Dengan demikian, meskipun belum mampu mencetak laba, Garuda Indonesia tetap berhasil menurunkan tingkat kerugian. Sepanjang kuartal I tahun 2022, perusahaan yang sahamnya mayoritas dimiliki oleh Chairul Tanjung itu merugi US$136,05 juta, sedangkan pada kuartal I tahun 2023, angkanya menyusut 59,15% menjadi US$55,56 juta.

Baca Juga: Lompat 13,49%, Antam Berhasil Kantongi Laba Sebesar Rp1,66 Triliun pada Kuartal I-2023

Sebagai informasi tambahan, Garuda Indonesia diketahui mempunyai aset senilai US$6,18 miliar atau setara dengan Rp90,51 triliun. Aset tersebut terdiri atas aset lancar senilai US$791,90 juta dan aset tidak lancar senilai US$5,39 miliar. Adapun liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing berada di angka US$7,82 miliar dan US$1,64 miliar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: