Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dicibir Kutu Loncat oleh Sekjen Gerindra, Sandiaga Uno: Deskripsinya Juga Enggak Jelas Apa Maksudnya

Dicibir Kutu Loncat oleh Sekjen Gerindra, Sandiaga Uno: Deskripsinya Juga Enggak Jelas Apa Maksudnya Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Keputusan Sandiaga Uno untuk mundur dari posisi Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra dinilai oleh banyak pihak sebagai upayanya untuk diusung oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) sebagai calon wakil presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo.

Pengunduran diri tersebut dilakukan Sandiaga saat berkunjung ke kediaman Dasco, di rumah dinas Wakil Ketua DPR RI F-Gerindra Dasco, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2023) lalu. Ia mengaku sempat berbicara secara tertutup dengan Dasco perihal keputusannya tersebut.

Menanggapi keputusan yang dinilai mendadak tersebut, Sekretaris Jenderal DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani menyatakan bahwa Sandiaga Uno keluar dari Gerindra lantaran terlena oleh hasil survei elektabilitas yang terbilang cukup tinggi.

Baca Juga: Undur Diri dari Partai Gerindra, Sandiaga Uno Punya Arah Politik yang Beda dari Prabowo Subianto?

Muzani lebih lanjut mencibir Sandiaga Uno sebagai 'kutu loncat' yang pindah dari satu partai ke partai lainnya untuk mendapatkan posisi politik tertentu. Menurutnya, hal tersebut sama sekali bukan cerminan dari kader Partai Gerindra.

"Loncat dari satu partai ke partai yang lain, nanti pindah, loncat lagi ke partai yang lain saya tidak tahu," cibir Muzani, dalam wawancara di Tangerang, Banten, Senin (24/4/2023).

Imbas dari pernyataan Muzani, Sandiaga Uno mengatakan bahwa ia tidak bisa menangkap makna ‘kutu loncat’ yang ditujukan kepada dirinya.

“Deskripsi kutu loncat itu juga enggak jelas apa maksudnya. Saya stay di Gerindra selama karier politik saya dan saya sekarang memutuskan untuk mundur,” kata Sandiaga Uno, dikutip dalam kanal Youtube KOMPAS TV pada Jumat (5/5/2023).

Sandiaga Uno kemudian menyebutkan bahwa ia dan Partai Gerindra memiliki ikatan dan memori yang panjang selama menjadi kader di sana.

“Saya sudah temui Pak Muzani, saya sudah mendengar langsung wawancara tersebut. Saya jelaskan proses saya selama delapan tahun sebagai kader Gerindra dan lebih dari sepuluh tahun membantu Pak Prabowo,” jelasnya.

Sementara itu, saat disinggung mengenai hasrat politiknya untuk maju kembali sebagai calon wakil presiden (Cawapres), ia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan keputusan pimpinan partai politik, bukan dirinya sendiri.

“Saya berinteraksi dengan masyarakat banyak dan setiap kali dibilang ‘maju lagi ya Pak, jadi wakil presiden lagi, atau Pak pimpin Indonesia’. Kalau secara kualitatif itu yang disampaikan kepada saya. Tapi kembali lagi bahwa yang menentukan itu bukan saya. Jadi kalau saya berhasrat apa pun juga itu nanti yang memutuskan pimpinan partai politik,” katanya.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa keputusannya untuk keluar dari Partai Gerindra dan kemungkinan untuk pindah ke PPP telah memberikan waktu kepadanya untuk memikirkan apakah dia akan maju kembali dalam pemilihan di tahun depan.

“Sekarang saya memiliki waktu yang panjang (untuk memikirkan) karena pada Pilpres 2019, pada waktu itu kan last minute sekali dan sekarang saya punya kontemplasi hampir satu tahun untuk memikirkan,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: