Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Optimalkan Pemanfaatan Sumber Daya EBT

Kementerian ESDM Optimalkan Pemanfaatan Sumber Daya EBT Kredit Foto: Unsplash/Mariana Proenca
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memastikan akan mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan yang tersebar luas di berbagai daerah melalui jaringan supergrid dan program Renewable Energy Based Industrial Development (REBID).

"Mengingat keunikan Indonesia sebagai negara kepulauan dan untuk mengoptimalkan sumber daya energi terbarukan yang tersebar luas, pemerintah berencana menerapkan jaringan super yang modern dan terintegrasi dan program REBID," tutur Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi KESDM Dadan Kusdiana, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (15/5/2023). 

Dadan mengatakan, upaya strategis tersebut dilakukan sebagai langkah percepatan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) guna mencapai target 23% EBT pada bauran energi nasional tahun 2025 dan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK), serta target emisi nol bersih pada tahun 2060.

Baca Juga: Konversi Kendaraan Listrik Masih Sepi Peminat, Kementerian ESDM: Baru Tercatat 160 Permohonan

"Kami memiliki beberapa target, akan diwujudkan melalui optimalisasi pemanfaatan EBT untuk supply side dan demand side melalui elektrifikasi dan efisiensi energi. Indonesia memiliki sumber daya energi terbarukan yang berlimpah, beragam, dan tersebar luas. Sejauh ini, pemanfaatannya baru 12,6 GW, sementara potensinya lebih dari 3.600 GW," ujarnya.

Lanjutnya, program supergrid ditujukan untuk meningkatkan pengembangan energi terbarukan, menjaga stabilitas dan keamanan transmisi, mengatasi ketidaksesuaian antara sumber energi terbarukan dan lokasi permintaan energi listrik yang tinggi, serta menyediakan dan memperluas akses energi.

REBID merupakan upaya percepatan pemanfaatan energi terbarukan dalam skala besar di daerah yang memiliki potensi sumber energi terbarukan yang melimpah dan beban energi rendah. 

Program tersebut dilakukan melalui penciptaan permintaan untuk mengintegrasikan pembangunan regional dan industri, menarik investasi dan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah.

"Programnya berupa pengembangan terintegrasi pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi skala besar dengan pengembangan industri serta sinergi pengembangan EBT dengan pengembangan klaster ekonomi," ucapnya. 

Konsep ini, lanjutnya, akan digunakan pertama kali untuk pengembangan Taman Industri Hijau di Kalimantan Utara. 

Daerah yang berlimpah dengan sumber energi air ini merupakan lokasi Kawasan Industri Tanah Kuning yang akan menjadi tuan rumah beberapa industri hijau baru, seperti bahan bakar terbarukan, hidrogen hijau baterai energi baru, Katoda Ternary, dan green aluminium.

"Apabila Program REBID dijalankan, maka besar investasi yang dibutuhkan untuk interkoneksi dapat berkurang. Dan yang perlu kita tekankan adalah transisi energi bersih di negara berkembang tidak hanya akan menguntungkan lingkungan tetapi juga menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan ekonomi dan berkontribusi terhadap pengentasan kemiskinan," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: