Pe-er Besar Ganjar Pranowo di Jateng Ini Bisa Jadi Batu Sandungan Saat Nyapres, Harus Dituntaskan!
Rekam jejak Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo terkait angka kemiskinan di wilayahnya dinilai bisa menjadi batu sandungan dan ancaman serius bagi calon presiden (capres) PDIP tersebut. Demikian diungkapkan Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA.
Denny JA mengaku kerap mendapatkan pertanyaan tentang kemiskinan dan peluang Ganjar sebagai capres. Saat ditanya apakah kemiskinan di Jawa Tengah bisa membuat Ganjar kehilangan dukungan secara signifikan, Denny menjawab: iya dan tidak, tergantung apakah tiga syarat ini terpenuhi.
Baca Juga: Relawan Blak-blakan Soal Potensi Kekalahan Ganjar Pranowo di Pilpres 2024, Simak!
Pertama, data kemiskinan di Jawa Tengah tersebut harus data yang dikeluarkan lembaga kredibel dan acapkali menjadi rujukan. Hanya data kredibel yang bisa kuat dan bertahan lama dalam memori pemilih.
Kedua, selain datanya valid, data tersebut harus diketahui seluas mungkin dan disadari oleh mayoritas pemilih.
Jika yang tahu data valid itu hanya segelintir intelektual dan kaum terpelajar, efek data valid itu juga terbatas. Itu tak akan mengubah tren dukungan secara signifikan ke Ganjar Pranowo.
Ketiga, Ganjar Pranowo dan pendukungnya gagal memberi penjelasan yang bisa diterima pemilih.
Jika Ganjar dan tim bisa membatasi serta memberi penjelasan yang meyakinkan, isu kemiskinan Jawa Tengah akan mengempis. Efek elektoral isu kemiskinan di Jateng tak akan mengubah tren dukungan ke Ganjar Pranowo.
"Saya mencoba melacak di Google, juga di media sosial. Sumber berita apa yang bisa dijadikan rujukan soal kemiskinan di Jawa Tengah. Cukup banyak berita pro kontra soal ini. Bahkan, isu kemiskinan sudah dijadikan bahan orasi singkat di TikTok, di antara isu yang dianggap kelemahan Ganjar," ungkap Denny JA.
Denny mencontohkan pemberitaan pada 27 Januari 2023, yang judulnya: "Daftar Provinsi Terkaya dan Termiskin 2022, Yogyakarta dan Jateng termasuk".
Dengan persentase kemiskinan 10,98 persen, Jawa Tengah menjadi provinsi kedua termiskin di Pulau Jawa, di bawah Yogkarta.
Secara persentase, Jawa Tengah memang lebih miskin dibandingkan provinsi lain di Pulau Jawa pada 2022, yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur.
Data mengenai persentase kemiskinan di tingkat provinsi dan nasional berbeda-beda sepanjang tahun karena setiap semester ada data terbaru. Namun, peringkat provinsi sepanjang tahun tak banyak berubah.
Menurut Denny JA, rekor dan program Capres soal memajukan ekonomi sangatlah menentukan dan selalu menjadi bahan untuk dikampanyekan guna menaikkan atau menjatuhkan Capres.
"Data kemiskinan di Jawa Tengah di atas memang menjadi pekerjaan rumah bagi Ganjar dan timnya untuk menjelaskan ke publik," sambung Denny JA.
Denny JA menduga lawan-lawan Ganjar Pranowo akan menjadikan ekonomi sebagai isu utama. Bahkan isu ekonomi mengalahkan isu soal agama, korupsi dan hak asasi manusia.
"Mereka akan mengatakan, lihat rekam jejak Ganjar ketika menjadi gubernur Jawa Tengah selama dua periode. Periksa data BPS. Bukankah persentase kemiskinan di Jateng nomor dua terburuk di Jawa (2022)? Bukankah persentase kemiskinan di Jateng lebih tinggi dibandingkan prosentase kemiskinan di Indonesia (2022)?" sebutnya.
"Model info seperti ini akan meluas: 'jika di satu provinsi Jawa Tengah saja Ganjar gagal soal kemiskinan, bagaimana Ganjar bisa mensejahterakan ekonomi Indonesia yang berjumlah 38 provinsi? Jika satu provinsi gagal, bagaimana bisa berhasil di 38 provinsi?" sambungnya.
Denny mengatakan Ganjar Pranowo kini bersaing dengan Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Dari sejumlah lembaga survei, kadang elektabilitas Ganjar Pranowo paling tinggi, namun kadang Prabowo Subianto yang paling tinggi.
Menurutnya, hasil survei-survei tersebut yang menyebut Ganjar Pranowo atau Prabowo Prabowo memimpin sementara bisa benar. Hal itu karena sebagian besar pemilih masih mudah mengubah pilihannya atau dalam bahasa teknis survei disebut soft supporters.
Baca Juga: Tokoh pemuda Papua usung duet Ganjar-Budi Gunawan: Ini Paket Komplet!
Justru karena masih banyaknya pemilih yang bisa ragu lalu mengubah pilihannya, isu Ganjar Pranowo gagal mengatasi kemiskinan di Jawa Tengah, juga bisa menjadi isu yang potensial mengubah dukungan.
"Untuk kepentingan demokrasi di Indonesia, perdebatan mengenai track record calon presiden, yang disertai data dan fakta, itu adalah perdebatan yang sehat dan mencerdaskan," sebut Denny JA.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement