Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cara Memulai Bisnis Kuliner Roti Jepang di Indonesia, Ternyata Enak dan Bergizi!

Cara Memulai Bisnis Kuliner Roti Jepang di Indonesia, Ternyata Enak dan Bergizi! Kredit Foto: Instagram/Roti Jepang Saho
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berbisnis kuliner adalah perjalanan yang menarik bagi salah satu pendiri Roti Jepang Saho, Ari Kusumawardana. Ia mengungkap bahwa memasuki bisnis kuliner di bidang bakery dilewatinya dengan penuh pertimbangan.

Mulai dari roti Jepang yang sangat berbeda dengan roti Eropa yang tergolong keras. Roti Jepang yang ia buat pun sudah dimodifikasi untuk menyesuaikan dengan lidah orang Asia yang lebih lembut. Ditambah rasa susu dan butter yang kuat.

Mengutip YouTube Foodizz Channel di Jakarta, Rabu (17/5/23) Ari menuturkan bahwa awal mula ia terjun ke bisnis bakery karena membaca jurnal penelitian bahwa roti tawar adalah roti yang paling laris.

Kemudian, ia pun diberikan saran untuk melihat tren terkini di China, bahwa lima tahun ke depan, tren di China akan hadir di Indonesia. Ari pun saat tinggal di Hong Kong melihat tren roti Jepang. Karena itulah ia mempelajari dan membawa bisnis itu ke Indonesia.

Baca Juga: Cara Funneling dalam Bisnis Kuliner, Pahami 6 Langkah Ini dan Kesuksesan Ada di Tanganmu!

Ari pun berbisnis karena ingin memecah masalah yang ada di lingkungannya yakni jajanan anak-anak yang tidak bergizi. Roti Jepang saho pun dibuat dengan bahan berkualitas dan bergizi, seperti susu, butter dan buah untuk menjadikan jajanan anak-anak lebih bergizi. Ia pun berbisnis dengan menguatkan fundamentalnya terlebih dahulu untuk memperkecil risiko kemungkinan gagal.

Adapun strategi marketingnya yaitu setiap kali konsumen selesai transaksi, Ari akan meminta pelanggan untuk memposting di sosial media. Ia pun akan memberikan value lebih kepada produknya yakni mulai dari packaging, rasa yang enak dan premium, produk yang cantik, dan lain sebagainya. Karena itulah, Ari lebih memfokuskan anggaran untuk mengembangkan produk daripada membuang budget untuk marketing.

Terakhir, Ari mengungkap bahwa kendalanya mungkin karena bahan baku produk yang premium dan harus dengan buah segar sehingga HPP (Harga Pokok Penjualan) pun tinggi. Namun, ia melihat banyak pesaing yang sudah tumbang sementara ia masih kokoh berdiri. Oleh karena itu, Ari masih semangat di bisnis ini agar bisa menjadi market leader.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: