Blak-blakan Mau Cawe-cawe di Pilpres 2024, Jokowi Telah Jujur Ingin Jegal Anies Baswedan? Demokrat Tegas: Jangan Salahkan Publik Jika...
Kepala Badan Komunikasi Strategis/Koordinator Juru Bicara DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra meminta Presiden Jokowi atau kubu istana tidak protes apabila mereka disebut memang melakukan upaya penjegalan terhadap Anies Baswedan karena terbuka ingin cawe-cawe di 2024.
Hal ini Herzaky ungkapkan untuk merespons terbukanya Jokowi yang menyebut bakal sibuk cawe-cawe di Pilpres 2024.
“Kalau beliau menyampaikan patut cawe-cawe, jangan salahkan jika publik menilai tak heran beliau membiarkan Moeldoko tetap jadi KSP padahal berupaya begal Demokrat demi Anies gagal berlayar ke Pilpres 2024,” ujar Herzaky dalam keterangan resmi yang diterima wartaekonomi.co.id, Selasa (30/5/23).
Daripada sibuk cawe-cawe, Herzaky meminta agar Presiden Jokowi meniru para pendahulunya termasuk Presiden Ri ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono, untuk bersikap adil dan netral di pemilu/pilpres.
Menurutnya, presiden-presiden sebelumnya tak pernah sibuk ikut campur dalam masalah Pilpres saat masa jabatan sudah habis.
“Fokus saja bekerja untuk rakyat di sisa masa kepemimpinannya agar bisa meninggalkan hal baik untuk penerusnya. Tugas dan tanggung jawab utama Presiden Jokowi terkait kepemimpinan nasional itu memastikan pemilu berjalan dengan demokratis, jujur dan adil, tanpa intervensi, intimidasi, dan kecurangan,” ujar Herzaky.
“Inilah legacy yang seharusnya beliau tinggalkan. Agar bisa dikenang baik sebagaimana Presiden Mega di 2004 dan Presiden SBY di 2009 serta 2014 yang sukses melaksanakan pemilu secara demokratis, jujur, dan adil,” tambahnya.
Karenanya, Herzaky meminta agar Jokowi fokus menyelesaikan masalah yang masih banyak menjelang habisnya masa jabatan sebagai presiden.
Menurut Herzaky, Jokowi masih punya setumpuk masalah yang belum diselesaikan sebagai seorang presiden.
“Memang rakyat menginginkan beliau fokus pada apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya. Masih banyak pekerjaan rumah yang menanti beliau. Angka kemiskinan masih tinggi, pengangguran juga tinggi, pendapatan per kapita juga tak banyak peningkatan dibandingkan era SBY, sudah begitu biaya hidup tinggi dan harga-harga bahan pokok terus melonjak,” jelasnya.
Sebelumnya, Jokowi bertemu dengan para pemimpin redaksi sejumlah media serta content creator seperti Akbar Faisal, Helmy Yahya, dan Arie Putra. Jokowi menegaskan cawe-cawe yang dimaksudnya tentu masih dalam koridor atau tak melanggar aturan.
Jokowi menegaskan dirinya tidak akan melanggar Undang-undang ataupun mengotori demokrasi. Alasannya cawe-cawe terkai pencalonan presiden karena kepentingan penentuan Indonesia menjadi negara maju hanya tersisa waktu 13 tahun ke depan.
"Demi bangsa dan negara saya akan cawe-cawe, tentu saja dalam arti yang positif," ucap Jokowi di Istana Negara, Senin (29/5/2023).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: