Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Politeknik Lamandau dari Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah melakukan kolaborasi riset penginderaan jauh untuk estimasi produktivitas kelapa sawit, pemodelan daerah rawan kebakaran hutan, dan studi oseanografi di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah.
Penandatanganan kerja sama kedua belah pihak dilakukan oleh Kepala Pusat Riset Penginderaan Jauh (PRPJ), Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa (ORPA) BRIN, Rahmat Arief, dengan Direktur Politeknik Lamandau, A. Adhityawan Nugroho, di Gedung Teratai KST Soekarno Cibinong, Jumat (26/5/2023).
Baca Juga: Desak Uni Eropa Soal UU Deforestasi, Airlangga: Pesan Kami Jelas, Setop Diskriminasi Sawit!
Rahmat Arief dalam sambutannya mengatakan, BRIN memiliki tugas untuk memperbanyak mitra dalam melakukan kolaborasi, terutama dalam melakukan kolaborasi riset. Tujuannya adalah untuk membentuk ekosistem riset agar menjadi basis perekonomian. Ekonomi yang berbasis riset akan lebih tahan, terutama yang menggunakan teknologi tinggi.
"Untuk itu, BRIN mengupayakan adanya pembentukan sebuah ekosistem riset yang akan didukung dengan kebijakan, SDM, infrastruktur dan proses bisnis. Keempat hal ini sangat penting," ujarnya dilansir dari laman resmi BRIN, Rabu (31/5).
Sementara itu, Direktur Politeknik Lamandau, Adhityawan, memaparkan, penghasilan sawit Kabupaten Lamandau cukup besar dan ekspornya pun demikian, tetapi saat ini mulai ada negara-negara yang menjadi pesaing seperti negara di Afrika. Menurut data Bapeda, 20 persen PDRP Kabupaten Lamandau ditopang oleh sektor perkebunan sehingga saat pandemi, masyarakat Kabupaten Lamandau yang notabene memiliki side job sebagai petani tidak terlalu terdampak.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement