Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nggak Cuma Ibadah, Daging Qurban bisa jadi Solusi Ketahanan Pangan

Nggak Cuma Ibadah, Daging Qurban bisa jadi Solusi Ketahanan Pangan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Meskipun mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, ketahanan pangan Indonesia tahun ini yaitu 60,2, masih di bawah rata-rata global yang indeksnya 62,2, serta lebih rendah dibanding rata-rata Asia Pasifik yang indeksnya 63,4. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kerjasama semua pemangku kepentingan dalam membangun sistem pangan yang kuat, yang dapat bertahan di tengah naiknya permintaan pangan, keterbatasan lahan, dan iklim yang memanas.

Untuk itu Rumah Zakat berupaya memberikan solusi ketahanan pangan dan pemenuhan gizi masyarakat yang membutuhkan di masa pandemi melalui program Superqurban. Selama 2021 – 2022, Rumah Zakat telah menyalurkan Superqurban sebanyak 69% di Desa Minim Pequrban dan ekspedisi daerah pedalaman, rawan gizi, daerah perbatasan dan daerah 3T, serta 31% alokasi untuk insidental kebencanaan dan kemanusiaan. Baca Juga: Menko Airlangga: Kelapa Sawit Solusi Ketahanan Pangan, Petani Kecil Jadi Tulang Punggung

“Dengan Superqurban jutaan ton daging qurban yang habis tiga hari dapat dioptimalkan menjadi cadangan makanan sebagai ikhtiar terwujudnya ketahanan pangan Indonesia” ujar CEO Rumah Zakat, Irvan Nugraha di Jakarta, Senin (5/6/2023).

Menurutnya, Superqurban merupakan program optimalisasi kurban dengan mengolah dan mengemas daging kurban menjadi cadangan pangan dari protein hewani.

“Kami terinspirasi dari cara Nabi Yusuf AS dalam menjaga ketahanan pangan negara, mulai dari optimalisasi produksi pangan, managemen logistik pangan, mitigasi bencana kerawanan pangan, hingga deteksi dini dan prediksi anomali iklim serta cuaca," kata Irvan. 

Saat ini ada dua program qurban yang diluncurkan Rumah Zakat yakni Superqurban dan Desaku Berqurban. Superqurban adalah optimalisasi daging qurban yang diolah menjadi kornet, rendang atau kari sehingga manfaatnya besar dan pendistribusiannya lebih luas sepanjang tahun. Adapun Desaku Berqurban adalah program qurban yang didistribusikan di desa minim pequrban, sehingga masyarakat desa bisa merasakan kebahagiaan di hari raya qurban.

Sementara untuk mengedukasi terkait manfaat Superqurban kepada masyarakat, Rumah Zakat menggandeng seorang dai muda yang juga influencer dakwah Koh Dennis Lim. Menurut dia, program Superqurban yang dimiliki Rumah Zakat menjadi pilihan yang paling tepat agar distirbusi qurban bisa sampai kepada mereka yang lebih membutuhkan.

"Selama ini orang-orang yang mampu berqurban biasanya di kota, orang-orang kayanya di situ dan karena keterbatasan daya tahan daging yang tidak lama, jadi pembagiannya juga di sekitar kota saja, bisa jadi mereka sudah biasa makan daging. Bagaimana mereka yang dipelosok, yang mampu berqurban terbatas, meskipun ada ternyata lebih banyak orang yang berhak menerimanya, superqurban yang di olah menjadi kornet dan rendang bisa menjawab permasalahan ini" ucap Koh Dennis. Baca Juga: Produksi 300 Ribu Unit Mesin, HPPP Bantu Ketahanan Pangan Nasional

Asal tahu saja, selama 2022, 13.850 orang berpartisipasi dalam program qurban Rumah Zakat, dimana lebih dari 200.000 orang telah mendapatkan manfaatnya yang tersebar di 33 provinsi dan 4 negara. Sedangkan untuk superqurban, sebanyak 253.132 paket superqurban telah di ditribusikan pada tahun 2022 yang alokasinya untuk wilayah terpencil, terluar dan terdalam, desa minim pequrban, daerah rawan pangan dan daerah bencana.

“Mohon doanya tahun ini kami menargetkan 15.000 pequrban menitipkan amanah qurbannya, sehingga kita bisa membantu 300.000 penerima manfaat baik yang ada di Indonesia maupun dunia,” jelas irvan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: