Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangkauan Internet Makin Tak Terbatas, Web3 Bisa Jadi Penipuan kalau Hal Ini Terjadi

Jangkauan Internet Makin Tak Terbatas, Web3 Bisa Jadi Penipuan kalau Hal Ini Terjadi Kredit Foto: Pixabay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Web3 digadang-gadang dapat menjadi masa depan internet dengan jangkauan yang lebih luas dan tak terbatas. Pada dasarnya, Web3 adalah generasi ketiga dari evolusi web yang berbasis blockchain dengan sistem yang terdesentralisasi. Dalam Web3, sebuah situs web akan mampu memproses segala bentuk informasi dengan lebih cerdas dengan memanfaatkan teknologi, seperti machine learning, big data, DLT, dan lain sebagainya.

Profesor Muda Rekayasa Hayati di Universitas Stanford, Jan Liphardt. mengatakan bahwa memang ada pro dan kontra tentang pengembangan Web3 sebagai masa depan internet umat manusia.

Baca Juga: Waduh! Tiga Aspek Ini Disebut Terancam Bisa Bikin Web3 Jadi Inovasi Sampah

"Beberapa pendapat tersebut adalah tentan ketepatan, teknis, dan praktis. Misalnya, Gavin Woods, menyebut Web3 sebagai 'ekosistem online terdesentralisasi berdasarkan blockchain'. Yang lain, seperti Michael del Castillo dari Forbes, berkata, 'Web3 adalah Internet tanpa Amazon, Google, dan Microsoft'. Namun, Elon Musk pernah berkata bahwa Web3 lebih merupakan trik marketing daripada kenyataan," kata Jan, dikutip dari kanal Youtube TEDx Talks pada Minggu (18/06/2023).

Ia menjelaskan, dengan gagasan Web3 yang akan terintegrasi dengan sistem blockchain, hal ini akan menimbulkan kecemasan terutama dalam keterbatasan biaya transaksi, komputasi, dan penyimpanan.

"Jika Anda pernah mencoba membangun perusahaan Web3 atau perusahaan blockchain, Anda tahu bahwa blockchain sangat menyakitkan. Anda mengalami kemacetan dan biaya serta transaksi terbatas, komputasi terbatas, dan penyimpanan terbatas," katanya.

Sementara itu, ia mengatakan bahwa blockchain hanya dapat berjalan apabila ada aspek ketidakpercayaan dan transparansi pada sistem perbankan konvensional.

"Satu-satunya situasi yang masuk akal untuk benar-benar menggunakan blockchain adalah ketika ketidakpercayaan, transparansi, dan kekekalan menjadi sangat penting. Berikut adalah beberapa contoh di mana blockchain masuk akal: beberapa kombinasi dari perbatasan internasional, perang, perselisihan, kurangnya kepercayaan, tidak adanya pengadilan dan polisi, karyawan dan pelanggan tersebar di seluruh dunia, korupsi dan pencurian, dan monopoli yang kuat," katanya.

Namun, ia mengatakan bahwa situasi ketidakpercayaan dan transparansi dari sistem perbankan konvensional belum terjadi sehingga blockchain masih belum dipercaya oleh masyarakat umum. Dengan demikian, ia menekankan pentingnya edukasi kepada masyarakat agar Web3 tidak dianggap hanya sekadar bualan dan penipulan semata.

"Secara spesifik, pada kenyataannya mungkin ada korelasi terbalik dalam hal ini karena Bernie Madoff pasti tidak ingin menggunakan sebuah teknologi yang di saat bersamaan transparan dan tidak berubah. Agaknya, ini akan menimbulkan kesulitan untuk operasinya. Jadi ini adalah situasi di mana, sebagai orang awam, Anda dapat segera mengatakan bahwa ini sebagai penipuan atau penipuan karena kurangnya koneksi dasar," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Novri Ramadhan Rambe
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: