Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Sertifikasi Sawit Berkelanjutan yang Diterapkan di Indonesia

Mengenal Sertifikasi Sawit Berkelanjutan yang Diterapkan di Indonesia Kredit Foto: Antara/Makna Zaezar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejak tahun 2006, Indonesia tercatat menjadi produsen minyak sawit terbesar di dunia. Terkait hal ini, prinsip-prinsip keberlanjutan yang telah menjadi tuntutan masyarakat global perlu dipenuhi dalam proses produksi minyak sawit di Indonesia.

Melansir laporan PASPI, dua sertifikasi berkelanjutan yang diadopsi pada perkebunan sawit Indonesia adalah Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dan Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Baca Juga: Periode April 2023, Konsumsi Domestik Minyak Sawit Masih Terus Naik!

Sertifikasi ISPO merupakan sertifikasi berkelanjutan dari supply-side yang bersifat wajib atau mandatori dan hanya berlaku bagi pelaku perkebunan sawit Indonesia. Sementara itu, sertifikasi RSPO merupakan sertifikasi berkelanjutan dari demand-side yang sifatnya sukarela dan berlaku secara internasional. 

Data ISPO dalam laporan PASPI mencatat, sejak diberlakukan sertifikasi ISPO pada tahun 2011, volume produksi minyak sawit yang telah tersertifikasi ISPO meningkat dari 4,7 juta ton tahun 2015 meningkat menjadi sekitar 13 juta ton pada tahun 2020. 

"Dalam kurun waktu 5 tahun, volume produksi minyak sawit yang telah tersertifikasi ISPO meningkat sekitar 2,7 kali lipat. Sementara itu, kebun sawit yang telah tersertifikasi ISPO juga mengalami peningkatan yakni dari 1,16 juta hektar menjadi 5,45 juta hektare pada periode yang sama. Artinya dari sekitar 16,4 juta hektare perkebunan sawit nasional, sekitar 33 persen kebun sawit telah tersertifikasi ISPO," catat PASPI. 

Dalam sumber yang sama juga disebutkan, dari sekitar 45 juta ton produksi minyak sawit Indonesia tahun 2020, baru 28 persen minyak sawit yang diproduksi telah tersertifikasi ISPO.

Sementara itu, secara total, luas areal perkebunan sawit dunia yang telah tersertifikasi RSPO mengalami peningkatan dari kurang 0,5 juta hektare pada tahun 2008 menjadi sekitar 3,2 juta hektar pada tahun 2021.

Volume minyak sawit dunia yang tersertifikasi RSPO juga meningkat relatif cepat yakni dari 0,7 juta ton menjadi sekitar 22,3 juta ton pada periode yang sama.

Baca Juga: Bagaimana Dampak EUDR Sawit Terhadap Sektor Pangan, Energi, dan Industri?

Dari jumlah minyak sawit dunia yang telah tersertifikasi RSPO tersebut, sekitar 56 persen merupakan minyak sawit yang diproduksi dan berasal dari Indonesia.

"Data distribusi sertifikasi RSPO tersebut menunjukkan bahwa Indonesia merupakan produsen minyak sawit terbesar dunia yang juga sekaligus menjadi produsen terbesar untuk minyak sawit tersertifikasi berkelanjutan," catat PASPI. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Ayu Almas

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: