Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Cuma Jualan, Pertumbuhan Bisnis AMDK Galon Harus Diimbangi dengan Edukasi

Jangan Cuma Jualan, Pertumbuhan Bisnis AMDK Galon Harus Diimbangi dengan Edukasi Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perubahan gaya hidup masyarakat yang serba instan dan praktis turut menggairahkan bisnis Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon. Data dari Asosiasi Produsen Air Minum Kemasan Nasional (Asparminas) menyebutkan bahwa volume penjualan AMDK galon bermerek meningkat 3,64% pada 2022 dengan total produksi mencapai 10,7 miliar liter dan penjualan Rp 9,7 triliun. 

Kendati demikian, Kepala Center For Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy Pascasarjana Universitas Sahid, Algooth Putranto, menilai tingginya konsumsi AMDK galon harus diimbangi  dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat dari aspek kesehatan maupun aspek lingkungan hidup.

Untuk itu, media massa memiliki peran yang sangat penting dalam mengedukasi masyarakat terkait hal tersebut. Pasalnya kata Dia, pemberitaan yang komprehensif terkait risiko Bisfenol A (BPA) pada galon guna ulang masih minim.bBaca Juga: Industri AMDK Didorong Gunakan Kemasan rPET

“Misalnya, jika regulator mengatakan BPA pada galon polikarbonat aman asalkan sesuai dengan kriteria Standar Nasional Indonesia (SNI), media seharusnya aktif menggali dasar pernyataan tersebut. Ini perlu dilakukan karena di Eropa dan Amerika, sejak lama sudah ada peringatan dan bahkan larangan dari orotitas keamanan pangan atas kemasan pangan yang berisiko mengandung BPA,” katanya saat diskusi Klub Jurnalis Ekonomi Jakarta (KJEJ) di Jakarta, baru-baru ini.

Sebagai catatan, BPA adalah senyawa kimia yang dapat memicu kanker, gangguan hormonal dan kesuburan pada pria dan wanita, serta gangguan tumbuh kembang janin dan anak. Jamak digunakan sebagai bahan baku produksi galon guna ulang, senyawa tersebut diketahui mudah luruh dari kemasan galon dan rawan terminum oleh konsumen hingga ke level yang melebihi ambang batas aman.

Risiko inilah yang mendorong Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyiapkan sebuah regulasi pelabelan risiko BPA untuk mengantisipasi dampak kesehatan publik di masa datang.

Menurut Algooth, media bisa berkontribusi dalam pendidikan publik terkait risiko BPA dengan mengangkat sisi keekonomian produksi galon polikarbonat. Media, menurutnya, bisa menyajikan fakta bahwa bahan dasar galon polikarbonat sebagian besarnya impor, dengan harga US$ 4 per kilogram. Baca Juga: KLHK Ingin Sampah Plastik AMDK Galon Ulang Mudah Dikumpulkan, Dipilah dan Didaur Ulang

"Sementara untuk produksi galon dengan kemasan Polietilena Tereftalat (PET), jenis plastik yang bebas BPA, bahannya cukup tersedia di dalam negeri dengan harga hanya seperempatnya, US$ 1/Kg," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: