Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perusahaan Asal Silicon Valley Kembangkan Solusi Inovatif Pengobatan Penyakit Jantung Koroner

Perusahaan Asal Silicon Valley Kembangkan Solusi Inovatif Pengobatan Penyakit Jantung Koroner Kredit Foto: Pexels/freestocks.org
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perhimpunan Intervensi Kardiologi Indonesia (PIKI), baru-baru ini menggelar seminar Webinar “Pembelajaran Jarak Jauh” dengan topik "Restorasi Fungsi Pembuluh Darah Paska Pemasangan Ring". Program Pembelajaran Jarak Jauh tersebut terdiri dari sesi pendahuluan dan presentasi kasus oleh Dr. Stefan Verheye, MD, PhD, ahli jantung intervensi senior dari Antwerp Cardiovascular Center, Belgia dan Prof. Dr. dr. Teguh Santoso.

Dalam webinar tersebut, para peserta membahas pengumuman hasil RCT (Randomized Controlled Trials) Bioadaptor baru-baru ini, yang berlangsung pada Konferensi EuroPCR 2023 di Paris bulan lalu. Studi ini melibatkan 445 pasien dari Jepang dan Eropa, serta membandingkan keamanan dan tingkat kemanjuran teknologi Bioadaptor dengan Resolute Onyx yang merupakan Stent DES terbaik.

Sebelumnya, pengobatan untuk Penyakit Arteri Koroner (CAD) merupakan sebuah tantangan tersendiri, namun hal ini terbantahkan sejak diperkenalkannya sebuah teknologi baru yang disebut Percutaneous Coronary Intervention (PCI) atau prosedur Intervensi Non Bedah yang terbukti memberikan keamanan jangka pendek bagi pasien. Meski demikian, seiring berjalannya waktu, ditemukan adanya kecenderungan peningkatan kejadian atau serangan yang berulang yang membutuhkan perawatan lebih lanjut.

Baca Juga: Solusi Gangguan Jantung, Siloam Hospitals Kenalkan Pacemaker Mini: Besarnya Macam Gantungan Kunci, Tanpa Kabel

Dalam upaya meningkatkan hasil pengobatan jangka panjang bagi pasien, Elixir Medical Corporation, perusahan pembuat perangkat medis dan farmasi inovatif yang berbasis di Silicon Valley, telah mengembangkan teknologi inovatif yang dikenal sebagai Bioadaptor. Untuk menilai keamanan dan keefektifannya, perusahaan melakukan uji klinis yang disebut Bioadaptor RCT.

"Temuan studi, yang dipresentasikan selama sesi hotline di EuroPCR 2023 di Paris, menyoroti potensi yang menjanjikan dari Bioadaptor pada kasus aterosklerosis koroner,” kata peneliti utama RCT Bioadaptor Shigeru Saito, MD dari Rumah Sakit Umum Shonan Kamakura, Jepang.

Perancah elusi sirolimus terdiri dari tiga helai heliks logam yang digabungkan secara melingkar oleh polimer tipis PLLA-bioresorbable. Setelah polimer diserap selama 6 bulan, perancah "dibuka", yang memutuskan tiga helai heliks. Membuka kunci perancah dimaksudkan untuk memfasilitasi kembali ke fungsi fisiologi dari pembuluh coroner kembali normal sementara untaian kobalt-kromium yang terlepas memberikan dukungan pada perancah.

“Menurut saya inovasi ini sangat luar biasa,” kata William Wijns, MD (Lambe Institute for Translational Medicine and CÚRAM, Galway, Irlandia), yang memimpin konferensi pers pengumuman hasil studi tersebut.

Kardiolog intervensi ternama Prof. Dr. dr. Teguh Santoso dari Rumah Sakit Medistra Jakarta yang mengikuti sesi Late Breaking Trial di Paris bulan lalu, mengungkapkan antusiasmenya dengan hasil kajian Bioadaptor tersebut. Temuan tersebut juga menunjukkan bagaimana Bioadaptor memiliki dampak positif untuk mengurangi volume plak dan meningkatkan kesehatan pembuluh darah secara keseluruhan. 

“Mengapa saya memilih Bioadaptor? Karena 6 bulan setelah stenting, alat akan beradaptasi dan membiarkan pembuluh darah bergerak secara alami dan menurut saya hal ini sangat penting bagi pemulihan pasien,” jelasnya.

Baca Juga: Waspada, Anak Muda Kini Bisa Alami Gangguan Jantung!

DR Stefan Verheye, MD, PhD, seorang ahli jantung intervensi senior di Antwerp Cardiovascular Center, Antwerpen Belgia yang juga berbicara di webinar berbagi perspektif yang sama sebagai ''Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bioadaptor memulihkan denyut pembuluh darah, yang diukur dengan ultrasound, dan dipertahankan ketika lumen pembuluh terbuka.

"Ini juga menunjukkan tingkat penyempitan pembuluh darah yang lebih rendah dan lebih sedikit kehilangan ukuran lumen dibandingkan dengan stent konvensional. Hasil positif ini diamati di berbagai jenis pembuluh darah dan lesi, termasuk pada pasien 

diabetes," ungkapnya.

Ati Sarawati, perwakilan Elixir Medical di Indonesia, dengan bangga mengumumkan tersedianya teknologi inovatif ini di beberapa rumah sakit bergengsi di Indonesia. Rumah sakit tersebut antara lain: RS Harapan Kita, RS Medistra, RS Pusat Pertamina, RS Kristen Bethsaida, RS Abdi Waluyo, RS Siloam Lippo Cikarang, RS Siloam Lippo Village, RS Siloam MRCC, RS Siloam Kebun Jeruk, RS Bina Waluya, RS Mandaya, RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD).

"Ketersediaan Bioadaptor di Indonesia yang tersebar luas ini memastikan bahwa pasien memiliki kesempatan untuk mengakses Bioadaptor dan kemampuannya yang canggih di berbagai fasilitas kesehatan ternama," tuturnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: