Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AI Generatif Deteksi Fraud hingga Personalisasi Nasihat Keuangan, AWS: Masih Manusia yang Proses

AI Generatif Deteksi Fraud hingga Personalisasi Nasihat Keuangan, AWS: Masih Manusia yang Proses Chief Technologist Asia Pasifik AWS, Olivier Klein | Kredit Foto: Nadia Khadijah Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perusahaan penyedia layanan komputasi awan, Amazon Web Service (AWS) mengungkapkan bahwa kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dapat membawa transformasi ke berbagai industri, salah satunya layanan keuangan, mulai dari manajemen risiko, deteksi fraud, hingga personalisasi nasihat keuangan. Lantas, apakah semuanya diandalkan oleh mesin?

Chief Technologist Asia Pasifik AWS, Olivier Klein membeberkan, bahwa hal tersebut masih membutuhkan manusia untuk memprosesnya. 

Klein mengambil contoh call center atau layanan bantuan. Para agen tersebut mengolah permintaan bantuan yang masuk sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk mempercepat respons, para agen mengandalkan summarized responses atau respons yang sudah disarikan. 

Baca Juga: Amazon Web Service Kembangkan AI Generatif Lewat AWS Generative AI Innovation Center

“Sebagian besar regulator, misalnya, katakanlah kita semua tidak ingin mendapatkan respons otomatis, yang artinya itu masuk akal kan, tapi kita semua menginginkan mereka untuk, misalnya, memiliki panduan untuk menjawab, sehingga para agen lebih cepat menjawab dan memformulasikan solusi,” jelas Klein. 

Bicara soal personalisasi nasihat keuangan, Klein mengatakan, saran-saran keuangan tersebut berasal dari data yang dikumpulkan, dilatih AI, dengan bantuan Large Language Model atau model bahasa besar (LLM). Klein menggunakan konteks agen call center tadi.

Large Language Model berguna untuk menemukan pengetahuan, basis pengetahuan untuk meringkas tanggapan, dan mungkin memahami permintaan untuk menyalurkannya dengan lebih baik ke agen yang tepat, dan sebagainya, tetapi juga hadir untuk pembuatan data sintetik. Jadi ketika Anda melatih model AI, secara ideal, Anda mesti memiliki data riil,” ujar Klein.

“Terkadang Anda juga ingin fine tune atau menyempurnakan model untuk masing-masing kasus. Ini terjadi ketika Anda menggunakan model AI generatif untuk membuat data yang Anda latih itu,” sambungnya.

Lantas, bagaimana dengan deteksi fraud dalam layanan keuangan? Klein mengimbuhkan bahwa model AI generatif yang dilatih dapat berguna untuk mencegah fraud, karena “Anda dapat ‘dream up’ atau membayangkan potensi tersebut, sehingga adalah menarik untuk semakin memperkaya data Anda secara keseluruhan.”

Dengan data-data tersebut, algoritma dapat melacak sekaligus mendeteksi potensi-potensi kecurangan, penipuan, atau bahkan melakukan personalisasi nasihat keuangan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: