Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BISIH Bahas Laporan terkait Kripto dan Mata Uang Digital dalam Rapat G20

BISIH Bahas Laporan terkait Kripto dan Mata Uang Digital dalam Rapat G20 Kredit Foto: Indodax
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pada 11 Juli 2023, dalam persiapan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara yang tergabung dalam G20, Pusat Inovasi Bank untuk Penyelesaian Internasional (Bank for International Settlements Innovation Hub/BISIH) mengajukan dua laporan mengenai mata uang kripto dan mata uang digital bank sentral. Laporan tersebut mencapai simpulan yang sangat berbeda terkait teknologi-teknologi tersebut.

Dilansir dari Cointelegraph, Rabu (12/7/2023), laporan dari BISIH tersebut memberikan gambaran tentang ekosistem kripto, termasuk mata uang kripto, stablecoin, dan keuangan terdesentralisasi (Decentralized Finance/DeFi), diikuti oleh daftar masalah struktural dan risiko.

Laporan tersebut mengulang beberapa masalah umum, seperti sentralisasi dari sebagian besar perdagangan kripto, ketidakstabilan stablecoin, dan ketidakmungkinan membalikkan kontrak pintar. 

Baca Juga: Regulator Keuangan Inggris Hentikan Operasi Ilegal 26 Mesin ATM Kripto

Masalah lain yang jarang dibahas dalam laporan tersebut adalah mengenai risiko dan sifat manusia. Laporan tersebut menunjukkan bahwa para investor kripto cenderung mengejar harga—membeli saat harga tinggi dan menjual saat harga rendah—seperti yang sering terjadi dalam keuangan tradisional.

Namun, BISIH melihat adanya risiko sebenarnya dari kripto seiring dengan keterhubungannya yang semakin meningkat dengan ekonomi yang nyata. Laporan tersebut mengatakan bahwa investor institusi dan rumah tangga terus menunjukkan ketertarikannya terhadap kripto meskipun terdapat kejadian crypto winter baru-baru ini.

Selain itu, peningkatan tokenisasi aset dapat mendorong pertumbuhan pasar kripto lebih lanjut tanpa menjelaskan mekanisme baliknya. Stablecoin dapat membawa ‘kriptoisasi’ pada ekonomi, di mana uang tunai akan terpinggirkan.

BISIH bersama dengan Bank Sentral Jerman dan Belanda telah memulai Proyek Atlas untuk menggambarkan arus kripto lintas batas. Namun, dibutuhkan langkah selanjutnya untuk penilaian menyeluruh terhadap pasar kripto. Laporan tersebut menyimpulkan bahwa, “kelemahan struktural yang melekat pada kripto tidak cocok untuk memainkan peran penting dalam sistem moneter.”

BISIH pun telah mengimplementasikan 12 proyek konsep mata uang digital bank sentral (Central Bank Digital Currency/CBDC) dari total 29 proyek selama tiga tahun terakhir. Laporan CBDC mempertimbangkan variabel-variabel antara CBDC grosir dan CBDC eceran serta keinginan, kelayakan, dan keberlanjutan dari masing-masing proyek.

Baca Juga: Platform SDM All-in-One Deel Terima Pembayaran Gaji dengan Kripto

BISIH percaya bahwa dengan menjadi dasar sistem moneter di masa depan, CBDC akan menjadi pusat fondasi bagi inovasi yang lebih lanjut.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: