Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Saham Properti Mulai Naik Daun, Intip Saham BYAN hingga DRMA

Saham Properti Mulai Naik Daun, Intip Saham BYAN hingga DRMA Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pasar saham properti di Indonesia menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah periode yang menantang akibat pandemi global. Beberapa saham properti terkemuka, seperti BYAN, ADRO, LSIP, BSDE, ACES, dan DRMA mulai menunjukkan pertumbuhan yang positif. Analisis saham-saham ini memberikan gambaran tentang kinerja dan prospek perusahaan properti di masa mendatang.

Founder dan CEO Emtrade, Ellen May menunjukkan charting saham milik BYAN mengalami kenaikan dari bulan-bulan sebelumnya dan membentuk V pattern, yang artinya tanda reversal atau pergerakan saham menunjukan harga cenderung mengalami kenaikan atau uptrend.

“Dia membentuk V pattern gini, nah V pattern ini adalah tanda reversal sebenarnya, nah ini distribusinya kencang banget di sini kelihatan terus. Jadi pergerakannya tuh benar-benar drastis banget,” jelas Ellen, dikutip dalam kanal Youtube-nya pada Kamis (13/7/2023).

Baca Juga: Injak Usia Dua Tahun, Krakatau Sarana Properti Perkuat Ekspansi Bisnis

BYAN adalah perusahaan pertambangan batu bara yang juga memiliki portofolio properti. Setelah mengalami penurunan pada tahun lalu, BYAN mulai menunjukkan pertumbuhan positif dalam beberapa bulan terakhir.

Menurutnya, BYAN cocok untuk trading jangka pendek. Berbeda dengan BYAN, saham ADRO menunjukkan posisi pada level 2040 sampai 2350. Kondisi ini membentuk pattern-nya lebih stabil daripada milik BYAN. Meskipun sektor batu bara mengalami tekanan global, ADRO berhasil menghasilkan pertumbuhan yang stabil.

“ADRO di sini nih udah sempat ngebangun satu fondasi dari level 2040-2350. Dia udah ngebentuk satu base gitu dan kemudian dia udah ngebentuk higher low-nya lebih stabil,” tambahnya.

Selain itu, ia menunjukkan saham LSIP yang cenderung stabil. LSIP adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang juga memiliki aset properti yang signifikan.

Dalam beberapa bulan terakhir, saham LSIP menunjukkan perbaikan yang stabil. Kinerja positif dalam bisnis kelapa sawit dan potensi pengembangan aset properti telah memberikan dorongan bagi saham LSIP.

Ia juga menganalisis saham milik BSDE yang membentuk double top yang besar. Pattern yang seperti ini menunjukkan bahwa saham BSDE mencapai dua puncak yang hampir sama pada level yang sama dengan level resistance di antara kedua puncak tersebut.

Double top ini mengindikasikan bahwa uptrend yang sedang berlangsung mungkin akan berbalik menjadi downtrend. Namun, menurut Ellen, bentuk pattern ini tidak selalu mengalami penurunan pada fase berikutnya, melainkan hanya retracement saja.

“BSDE ini mantul dari area support-nya, padahal udah ngebentuk double top gede. Jadi, sebenarnya kalau ada double top teman-teman enggak usah takut ‘oh double top, terus turun’, enggak, belum tentu, bisa jadi dia retracement doang,” tambahnya.

Sama seperti BSDE, saham ACES atau ACE Hardware membentuk double top. ACES adalah perusahaan ritel yang menyediakan produk peralatan rumah tangga dan properti. Meskipun sektor ritel menghadapi tantangan dalam beberapa tahun terakhir, saham ACES berhasil mempertahankan kinerja yang kuat, sehingga saham properti ACES terus meningkat. 

Sementara itu, saham DRMA mengalami penurunan atau breakdown dari level Rp1.380 menjadi Rp1.375. Namun, menurut Ellen, jika DRMA mengalami kenaikan, sahamnya dapat dibeli kembali.

Baca Juga: Jika Pemerintah Tak Kuasai Saham Mayoritas, Jangan Perpanjang Izin Usaha Vale!

“Jadi, misalkan nanti si DRMA udah balik lagi ya di atas ini, lalu baliknya udah mulai solid dan pattern-nya oke, kita bisa buy balik lagi gitu,” pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: