Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Singgung Krisis '98, Sri Mulyani Wanti-wanti Profesi Keuangan Siaga Hadapi Krisis Mendatang

Singgung Krisis '98, Sri Mulyani Wanti-wanti Profesi Keuangan Siaga Hadapi Krisis Mendatang Kredit Foto: Kemenkeu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan perlunya para profesi di bidang keuangan untuk belajar memahami krisis keuangan yang telah dihadapi sebagai bekal ke depan. Menurutnya, hal itu penting bagi kemajuan ekonomi suatu bangsa.

"Banyak generasi muda milenial yang mungkin tidak, atau kurang familiar dengan apa itu krisis keuangan, baik di Indonesia maupun di dunia. Padahal namanya dua kata, krisis keuangan berarti ada something wrong dengan keuangan yang menimbulkan krisis," ungkap Sri Mulyani, saat membuka Profesi Keuangan Expo 2023, Jakarta, Selasa (25/7/2023).

Baca Juga: Sri Mulyani Curhat Menteri Keuangan Sering Jadi 'Kambing Hitam' Tiap Kali RI Krisis

Sri Mulyani menjelaskan, terdapat tiga krisis keuangan yang pernah dialami Indonesia. Pertama, terjadinya krisis keuangan tahun 1997-1998 menjadi tonggak sejarah perekonomian. 

Kemudian, lanjut dia, krisis keuangan dunia di tahun 2008-2009 yang membentuk banyak regulasi dan praktik di bidang profesi keuangan, serta krisis pandemi yang berlangsung dari tahun 2020-2022.

"Krisis, krisis, krisis. Yang satu langsung krisis perbankan keuangan di Indonesia dan Asia Tenggara. Yang kedua krisis keuangan global. Yang ketiga krisis kesehatan pandemi tapi dimensinya keuangan," jelasnya.

Terkait krisis pandemi, Sri Mulyani menambahkan, para profesional dan generasi muda yang ada di bidang keuangan untuk memahami dan mempelajari konsekuensi logis dari adanya krisis kesehatan menjadi krisis keuangan. 

Hal ini karena, menurutnya, kejadian pandemi Covid-19 yang lalu bukanlah yang terakhir, adanya kemungkinan pandemi di depan yang perlu diantisipasi guna menentukan langkah dari sektor keuangan yang harus dilakukan.

"Generasi ke depan kalau menghadapi mereka tidak perlu mulai dari nol lagi. Pernah terjadi been there happening and kita sudah bisa menyampaikan," tandasnya.

Baca Juga: Atasi Krisis Global, RI Minta Dukungan Internasional Buat Negara Berkembang

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan adanya isu lain di sektor keuangan, yakni syok dari isu perubahan iklim, di mana sektor keuangan akan menjadi penjuru penting. Sehingga, dia berharap profesi keuangan bisa memahami risiko dari isu tersebut.

"Pahami risiko dari perubahan iklim. Dampaknya sangat besar. Asset value bisa drop, asset value bisa naik, karena perubahan iklim. Resiko bisa 0 dan 1," pungkas Sri Mulyani. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Ayu Almas

Advertisement

Bagikan Artikel: