Menteri BUMN Erick Thohir sempat menyampaikan siasat terkait gerak salah satu BUMN penyumbang dividen terbesar, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom). Menurutnya, fokus Telkom akan ke business-to-business (B2B), sedangkan Telkomsel akan difokuskan pada konsumen.
"Karena itu, saya sudah bertemu dengan Telkom dan Telkomsel, posisinya diubah. Nanti Telkom akan lebih fokus pada business-to-business atau B2B," kata Erick Thohir dalam sebuah seminar daring, media pertengahan September 2021 silam.
Baca Juga: CEO INDICO Ungkap Tujuan Pendirian Holding Company Telkomsel Ini
Lantas, bagaimanakah efektivitas realisasi rencana tersebut pada tahun 2023 ini? Terutama setelah hasil RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) Telkom 30 Mei lalu yang memberikan persetujuan pemegang saham independen melakukan aksi korporasi pemisahan segmen usaha (spin-off) IndiHome ke Telkomsel.
Vice President Startup Bandung, Nur Islami Javad, mengatakan bahwa bisnis teknologi dunia sudah percaya dengan pasar Indonesia. Oleh sebab itu, berbagai strategi patut dicoba, termasuk penerapan strategi B2B seperti yang dilakukan Telkom. Hasilnya, tentu tidak bisa dilihat dalam waktu cepat karena tergantung dengan pergerakan pasar itu sendiri.
"Yang pasti, di mata kami pelaku startup, semua strategi ini layak dan patut dicoba karena Indonesia sudah masuk salah satu target pasar utama produsen teknologi global. Strategi B2B yang dilakukan Telkom adalah upaya agar perusahaan Indonesia tidak hanya menjadi penonton," kata Jeff sapaan Nur Islami Javad dalam keterangan resminya, Jumat (4/8/2023).
Jeff mengungkapkan, tidak ada satu pun produsen produk dan jasa teknologi yang bisa memastikan keberhasilan sebuah usaha, sekalipun nama-nama besar utama seperti Apple, Google, dan Meta. Untuk itu, strategi berbagi peran antara Telkom dan Telkomsel sudah sangat bagus dari sisi fokus usaha. Tidak semua digarap, saling reaktif, serta tidak lagi saling bersaing sesama mereka.
"Saya melihat arahan Pak Erick sudah sangat bagus, dan sekarang waktunya Telkom untuk menunjukkan fokus usahanya. Pasar B2B itu pasar yang saya nilai pasti dan berkelanjutan. Di Bandung baru ada unicorn, yakni eFishery itu mereka B2B, tidak pernah bakar-bakar uang dan pasarnya jelas berkesinambungan," sambung Chief Digital Ecommerce Fintech PT Sharing Vision Indonesia ini.
Seperti diketahui, pergerakan Telkom fokus pada strategi B2B sudah terlihat sejak diluncurkannya Leap Telkom Digital, sebuah umbrella brand dari berbagai produk dan layanan digital yang dimiliki Telkom. Melalui Leap Telkom Digital, perusahaan yang telah puluhan tahun tumbuh bersama masyarakat Indonesia ini makin fokus menjadi enabler di pasar B2B, terutama antara UMKM dengan BUMN (B2B) serta antara bisnis dan pemerintah (B2G).
Selain itu, produk dan layanan digital Telkom juga fokus ke sektor lainnya, seperti kesehatan, pendidikan, hingga industri dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT). Misalnya aplikasi Peduli Lindungi, sekarang dikenal dengan SATUSEHAT, yang dinilai banyak kalangan menjadi salah satu perangkat yang berjasa mengendalikan pandemi Covid-19 di Indonesia tanpa pernah ada sekalipun kebijakan karantina nasional.
Leap Telkom Digital melalui aplikasi Pasar Digital (PaDi) UMKM juga berperan aktif menjadi fasilitator sekitar 100 ribu-an UMKM di Indonesia dengan puluhan BUMN untuk dapat bertransaksi. Kehadiran PaDi UMKM memberikan banyak manfaat bagi kedua pihak sebab BUMN kerap membutuhkan pasokan alat perkantoran hingga konsumsi rapat, sedangkan UMKM juga membutuhkan pasar lebih luas dari sekadar pasar ritel. Apalagi, saat ini PaDi UMKM sedang memperluas jaringan pasar hingga ke luar BUMN, hal ini tentunya makin membantu UMKM memperluas pasar.
Situasi yang sama terjadi pada layanan mahadata Leap Telkom Digital, yaitu BigBox. Platform ini telah berhasil sinkronisasikan banyak data di berbagai instansi pemerintah kota maupun kabupaten. Bigbox sebagai inovasi internal karyawan berhasil memiliki dari semula 3 karyawan menjadi 150 karyawan. Kondisi pertumbuhan serupa ditemukan pada aplikasi digital Netmonk yang memantau seraya mengelola jaringan internet perusahaan-perusahaan.
Baca Juga: Wujudkan Pendidikan Inklusif, CDC Telkom dan YPT Salurkan Komputer dan Aplikasi ke 10 SLB
Semantara itu, Head of Center For Entrepreneurship, Tourism, Information and Strategy (Centris), Pasca Sarjana Universitas Sahid, Jakarta, Dr. Algooth Putranto, menilai, pilihan Telkom di segmen B2B sudah selaras dengan tren desentralisasi ekonomi dengan individu memiliki banyak pilihan dalam bisnis.
"Melalui cara desentralisasi, individu memiliki kesempatan lebih baik meningkatkan pendapatan yang demikian akan membantu mencapai pertumbuhan ekonomi. Saya lihat adaptasi ini sudah tepat mengingat tren kepemilikan dan pengguna smartphone sudah hampir merata di masyarakat khususnya di wilayah Indonesia bagian barat," jelasnya.
Apalagi, ditambah dengan pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang mengikis disparitas antara Indonesia bagian Barat dan Timur, misi Telkom dinilai akan makin cepat terwujud.
"Satu hal yang patut dipuji, upaya Telkom merambah sektor digital ini adalah meningkatkan penyerapan produk-produk dalam negeri. Sudah bukan rahasia jika e-commerce yang saat ini ada didominasi produk murah dari luar negeri sehingga menggeser upaya UMKM yang seharusnya berpihak pada perekonomian yang bersifat lokal," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait:
Advertisement