Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warren Buffett Punya Tumpukkan Uang Tunai Hingga Rp2.238 Triliun, Ada Apa?

Warren Buffett Punya Tumpukkan Uang Tunai Hingga Rp2.238 Triliun, Ada Apa? Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Miliarder investor legendaris Warren Buffett tampaknya ingin menyampaikan sesuatu di balik tumpukkan uang kas yang dimiliki perusahaannya, Berkshire Hathaway. Pada hari Sabtu kemarin, konglomerat investasi miliknya melaporkan tumpukan uang kas yang mencapai USD147 miliar (Rp2.238 triliun), sementara laba operasi melonjak 7% tahun-ke-tahun menjadi USD10 miliar (Rp152 triliun) pada kuartal kedua.

Meski itu menjadi kinerja yang solid, tetapi menimbun uang tunai hingga mendekati tingkat rekor adalah "masalah" yang cukup berkelanjutan untuk Oracle of Omaha. Ini menunjukkan konglomeratnya sedang berjuang untuk menemukan penawaran dalam akuisisi atau pasar saham di tengah valuasi yang tinggi.

Baca Juga: Pasar Favorit Warren Buffett Berkedip Merah, Tanda Bahaya Saham AS Terancam Jatuh!

Melansir Fortune di Jakarta, Selasa (8/8/23) salah satu cara Berkshire mengatasi hal ini adalah dengan melakukan pembelian kembali saham secara lebih agresif yang dilakukannya hingga mencapai USD1,4 miliar (Rp21,3 triliun) pada kuartal kedua dan lebih dari USD4 miliar (Rp60 triliun) pada kuartal sebelumnya. Tetapi dengan naiknya harga saham Berkshire, strategi yang pernah dijauhi Buffett itu menjadi kurang menarik.

Mengenai banyak unit bisnis di bawah payung Berkshire, termasuk di bidang asuransi, kereta api, dan utilitas, Buffett memperingatkan pada pertemuan tahunannya di bulan Mei bahwa mayoritas dari mereka dapat goyah tahun ini di tengah harga yang lebih tinggi. Namun, pada kuartal kedua, sebagian besar dari mereka mengalami peningkatan pendapatan.

Dia juga memperkirakan pada bulan Mei bahwa pendapatan di operasi penjaminan asuransi Berkshire akan meningkat, dan memang keuntungan di sana melonjak 74% menjadi USD1,25 miliar (Rp19 triliun) pada kuartal kedua. Unit Geico yang berjuang dengan tidak menguntungkan tahun lalu, mencatat hasil positif untuk kuartal kedua berturut-turut, dibantu oleh premi rata-rata yang lebih tinggi dan biaya iklan yang lebih rendah.

Pada paruh pertama tahun ini, Berkshire menjual lebih dari USD18 miliar (Rp274 triliun) saham secara bersih, sedangkan tahun lalu membeli USD34 miliar (Rp517 triliun) secara bersih. Buffett dan krunya membeli saham senilai USD5 miliar (Rp76 triliun) pada kuartal tersebut sambil menjual hampir senilai USD13 miliar (Rp197 triliun). Pemangkasan portofolio pasar saham juga turut menyumbang membengkaknya cash pile.

Adapun Fitch menurunkan peringkat kredit AS minggu ini dari AAA ke AA+, yang telah banyak dikritik, Buffett mengindikasikan bahwa itu tidak akan mengubah apa pun tentang bagaimana Berkshire menjalankan bisnisnya.

“Ada beberapa hal yang orang tidak perlu khawatirkan,” katanya kepada CNBC pada hari Kamis. "Ini satu. Dolar adalah mata uang cadangan dunia, dan semua orang mengetahuinya.”

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami

Advertisement

Bagikan Artikel: