Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apakah Mungkin Jembatan Lengkung LRT Diperlebar? Sang Arsitek: Bisa Nabrak Gedung

Apakah Mungkin Jembatan Lengkung LRT Diperlebar? Sang Arsitek: Bisa Nabrak Gedung Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Arvilla Delitriana, perancang jembatan lengkung atau longspan Light Rail Transit (LRT) di wilayah Jabodebek yang melintasi Jalan Gatot Subroto-Kuningan, memberikan respons terhadap usulan pelebaran tikungan agar kereta tidak melambat.

Dia mengungkapkan bahwa istilah yang lebih akurat adalah memperpanjang jari-jari atau radius lengkungan.

“Saya menangkapnya lebih lebar sebetulnya kalau dalam bahasa kami mungkin jari-jarinya diperpanjang, supaya dia bisa speed up atau lebih cepat lagi. Kalau jembatannya cuma dilebarkan saja, tidak akan ngaruh karena track LRT tetap di situ,” jelas Arvilla, dikutip dari kanal Youtube CNN Indonesia pada Rabu (9/8/2023).

Baca Juga: Perancang Jembatan Lengkung LRT Buka Suara Usai Dituding Salah Desain

Apabila mengambil langkah untuk memperlebar jembatan, akan muncul masalah lain seperti kebutuhan untuk merelokasi lahan yang kemungkinan akan berdampak pada peningkatan anggaran biaya proyek.

“Kalau diperbesar, efeknya bisa nabrak gedung dan jatuhnya bisa tidak di trase koridor yang sudah direncanakan. Otomatis yang tadi itu pembebasan lahan memang terpaksa harus dilakukan dengan lebih banyak daripada yang ada sekarang, juga tentunya ada tambahan biaya,” tuturnya.

Lebih lanjut, Arvilla merenungkan pelajaran yang dapat diambil dari kritik terhadap desain jembatan LRT ini. Baginya, situasi ini dapat menjadi suatu bentuk edukasi bagi masyarakat.

“Saya mengambil hikmah dari adanya statement dari Wamen BUMN tersebut, saya merasa bahwa masyarakat jadi bisa melihat bahwa untuk mendesain suatu jembatan itu banyak hal yang harus diperhatikan, jadi tidak semata kuat, gagah, bagus, dan bisa dilewati, tetapi pembangunannya juga harus terintegrasi dari kondisi sekitarnya,” terang Arvilla.

Sebelumnya Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengkritik desain longspan LRT Jabodebek tersebut karena memiliki area yang sempit. Akibatnya, ketika kereta melewati jembatan ini, kecepatannya terhambat. Jembatan lengkung LRT ini dibangun di atas flyover tol dalam kota tepatnya di Jalan Gatot Subroto-Kuningan, yang memiliki panjang 148 meter dan radius lengkung sebesar 115 meter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: