Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tembus Fortune Global 500, Ini Cara Pertamina Tekan Emisi Karbon dan Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Tembus Fortune Global 500, Ini Cara Pertamina Tekan Emisi Karbon dan Dukung Pertumbuhan Ekonomi Kredit Foto: Pertamina
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Pertamina (Persero), sebagai satu-satunya perusahaan nasional yang masuk dalam jajaran 500 perusahaan terbaik di dunia versi Fortune Global 500, memiliki aspirasi yang sejalan dengan pemerintah untuk mencapai net zero emission (NZE) paling lambat tahun 2060. Upaya yang dilakukan tidak saja dengan membangun bisnis baru yang lebih hijau, tapi juga melakukan dekarbonisasi.

Hal ini disampaikan Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE), Fadli Rahman, dalam Indonesia Future of Climate Summit 2023 (IFCS 2023) pada Rabu (9/8).

Baca Juga: Ambil Alih dari Chevron, Pertamina Catatkan Produksi Tertinggi Blok Rokan Hingga Capai 172 Ribu BOPD

Pada tahun 2020 ekosistem BUMN berkontribusi sekitar 30 hingga 35 persen terhadap total emisi karbon di Indonesia, meliputi cakupan 1, 2, dan 3. Sebagai upaya untuk menekan emisi, beberapa BUMN bersinergi untuk melaksanakan inisiatif dekarbonisasi, seperti kolaborasi yang dilakukan anak usaha Pertamina, yaitu Pertamina NRE, dan Perum Perhutani dalam pengembangan nature based solution (NBS).

"Sebagai BUMN energi, Pertamina memiliki peran strategis dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan memastikan ketahanan energi. Untuk itu, dalam masa transisi energi ini, di mana energi fosil masih tetap digunakan, dan secara pararel bertahap pengembangan energi baru dan terbarukan dilakukan. Melalui inisiatif NBS kita bisa menekan emisi karbonnya," ungkap Fadli.

Setidaknya terdapat 9 konsesi milik Perum Perhutani yang berpotensi dikembangkan untuk NBS. NBS Pertamina NRE dan Perhutani diawali dengan penandatanganan head of agreement (HoA) pada 20 Juni 2022, yang dilanjutkan dengan penandatanganan master agreement (MA) pada 20 Februari 2023. Dua dari sembilan konsesi tersebut memiliki potensi kredit karbon mencapai 25 juta ton untuk 30 tahun.

Kolaborasi kedua entitas ini akan berlanjut dengan pengembangan 7 konsesi lainnya. Secara total, proyek kerja sama ini berpotensi menurunkan 7 juta ton CO2e per tahun, atau secara kumulatif 20 juta ton kredit karbon sampai dengan tahun 2030.

Perdagangan karbon kredit yang dilakukan Pertamina NRE berbasis pada NBS dan solusi teknologi. Contoh perdagangan karbon kredit berbasis solusi teknologi adalah dengan pemanfaatan pembangkit listrik energi terbarukan sebagai sumber carbon offset. Perdagangan karbon kredit berbasis solusi teknologi sudah dilakukan sejak tahun 2011 oleh Pertamina Geothermal Energy (PGE) yang merupakan anak usaha Pertamina NRE.

Saat ini Pertamina NRE telah menandatangani kerja sama dengan anak usaha Pertamina lainnya, yaitu Pertamina Patra Niaga untuk perdagangan karbon kredit. Pertamina Patra Niaga membeli karbon kredit dari Pertamina NRE dengan volume 1,8 juta ton emisi karbon ekuivalen untuk periode satu tahun. Sumber yang ditunjuk carbon offset adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) Lahendong unit 5 dan 6 berkapasitas 2x20 MW yang dikelola oleh PGE.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: