Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waspada Gejala Batuk Saat Udara Buruk

Waspada Gejala Batuk Saat Udara Buruk Kredit Foto: Pexels/cottonbro
Warta Ekonomi, Jakarta -

Batuk merupakan salah satu gejala dan atau penyakit yang kerap kali menyerang siapa pun. PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) memperhatikannya dan mengedukasi masyarakat. Batuk adalah respons alami tubuh yang baik untuk mengeluarkan benda asing dalam tubuh.

“Batuk disebabkan oleh infeksi dan bukan infeksi. Kalau untuk infeksi itu karena virus atau bakteri. Kalau non infeksi, penyebab paling sering itu alergi. Cara membedakannya, kalau batuk karena infeksi ada gejala penyerta lain, seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, pilek, dan lain-lain, jadi penyakitnya progresif,” ujar Medical Officer PT Kalbe Farma Tbk, dr. Kristia Avi A.

Sedangkan non infeksi, jarang disertai demam. Kalau pun alergi, hanya muncul di saat-saat tertentu, misalnya saat pagi atau malam hari saja. Apabila infeksi, dapat terjadi setiap saat dari pagi, siang, sore, dan malam hari.

Dokter Avi menjelaskan bahwa infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) paling sering terjadi, yang bisa di hidung atau di paru-paru. Gejalanya macam-macam, tergantung orang yang mengalaminya. 

Gaya hidup melalui pola makan juga bisa menjadi penyebab batuk, karena makanan pedas dan beminyak dapat mengiritasi saluran pencernaan dan sakit tenggorokan. Daya tahan pun mempengaruhi proses penyembuhan batuk. Sementara itu, batuk yang disebabkan oleh virus dapat sembuh dengan sendirinya sekitar 7-10 hari.

“Gejala batuk dapat sembuh dengan sejumlah obat-obatan, termasuk antibiotik. Namun, penggunaan antibiotik harus sesuai dengan resep dokter. Tidak disarankan mengonsumsi antibiotik jika tidak ada resep dokter,” papar dr. Avi.

“Jadi ikuti aturan pakainya, karena tujuannya untuk meredakan gejala, bukan untuk mengobati penyaktinya. Kalau sudah minum obat tetapi tidak sembuh dan malah semakin parah, harus dikonsultasikan ke dokter,” tambahnya.

Di sisi lain, penyembuhan batuk kerap kali dikaitkan dengan jeruk nipis dan kecap. Menurut dr. Avi, jeruk nipis dapat meredakan gejala batuk dan sebagai anti peradangan. Sedangkan kecap, ditambahkan untuk mengurangi rasa asam dari jeruk nipis. Ia pun menambahkan bahwa mengonsumsi jeruk nipis jangan secara langsung, lebih baik ditambahkan air hangat.

Selain jeruk nipis, bahan lain juga sering kali dimanfaatkan untuk meredakan batuk, yakni madu dan jahe. Kata dr. Avi, bahan-bahan tersebut secara empiris terbukti khasiatnya untuk meredakan batuk, namun harus diperhatikan takarannya sesuai kondisi masing-masing. Kandungan baik untuk mengurangi gejala batuk juga ada di dalam produk WOODS’. 

“WOODS’ Antitussive yang mengandung Dextromethorphan HBr dan Diphenhydramine HCl untuk batuk kering dan tidak berdahak. Kemudian, WOODS’ Expectorant untuk batuk berdahak. Tapi kita juga ada WOODS’ Naturals yang mengandung ekstrak daun ivy, ekstrak daun meniran, dan ekstrak daun mint,” kata Associate Brand Manager WOODS’, Fajar Sidiq Permana.

Fajar mengatakan, varian produk tersebut hadir sebagai solusi untuk masyarakat ketika mengalami batuk hingga meredakan gejala radang tenggorokan. Uniknya, WOODS’ tersedia dalam dua kemasan, karena menyesuaikan masing-masing gejala yang dialami.

“WOODS’ memiliki kadar level mint yang cukup strong dibandingkan produk lain, sehingga tenggorokan lebih plong dan lebih lega, batuk pun bisa lebih cepat sembuh dan tenggorokan juga menjadi lebih enak dibandingkan produk lainnya,” ucapnya. 

Fajar menjelaskan, WOODS’ dibedakan menjadi dua kategori. Pertama, anak-anak usia 6—12 tahun dapat mengonsumsi WOODS’ sebanyak 5 ml, tiga kali sehari atau setara dengan satu sendok teh. Kedua, orang dewasa dapat mengonsumsi WOODS’ sebanyak 10 ml, tiga kali sehari. Selain tersedia dalam format obat batuk sirup, WOODS’ juga tersedia dalam varian permen pelega tenggorokan.

“Kalau permen WOODS’, ada sedikit perbedaan dengan obatnya. Permen WOODS’ bisa dikonsumsi ketika ada gejala awal, jadi belum batuk tetapi sedikit enggak enak tenggorokannya. Sebenarnya tidak ada batasan untuk mengonsumsinya, tetapi harus tahu batas masing-masing dan kita sarankan tiga kali sehari. Kalau sudah batuk, jangan hanya makan permennya, tetapi juga minum obatnya,” tutup Fajar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: