Udara Makin Buruk, Startup Databiota Hadirkan Solusi untuk Mengatasi Masalah Polusi Udara
Startup bernama Databiota menghadirkan solusi cerdas untuk mengatasi masalah polusi udara yang saat ini menjadi perhatian dan kecemasan masyarakat.
Databiota adalah sebuah startup bioteknologi yang fokus pada daur ulang CO2. Mereka memanfaatkan kombinasi antara data, teknologi, dan mikroorganisme untuk mengkonversi CO2 yang ada di udara. Tujuannya, untuk menciptakan masa depan yang lebih baik dengan lingkungan yang lebih bersih.
Indarto, Founder Databiota, menjelaskan, Databiota mengembangkan Fotobioreaktor, dengan sistem filtrasi mekanis dan Sintetis Biologis yang memanfaatkan Mikroalga dengan sintetis biologis untuk menyerap emisi karbondioksida (CO2) hingga 3x - 6x lipat lebih cepat.
"Penggabungan teknologi fotobioreaktor dan memberdayakan mikroalga dengan sistem modular untuk menyerap emisi CO2 yang kemudian CO2 yang tertangkap tersebut di daur ulang menjadi produk yang berkelanjutan dan monitoring penyerapan emisi karbondioksida secara real time menggunakan sensor," katanya.
Baca Juga: 4 Instruksi Presiden Jokowi untuk Tingkatkan Kualitas Udara: Rekayasa Cuaca Hingga WFH Bagi Karyawan
Kekuatan utama Databiota, lanjut Indarto, terletak pada mikroorganisme unik yang mereka kembangkan. Dibesarkan dalam lingkungan terkontrol dan diberi nutrisi yang optimal, mikroorganisme ini berkembang menjadi 'super mikroorganisme' dengan kemampuan menyerap polusi luar biasa dan menghasilkan oksigen serta produk akhir lain seperti biorefinery dan biomass. Biomass dan biorefinery ini dapat menunjang kehidupan kita yang lebih berkelanjutan kedepannya di bidang pangan, pakan, material hingga energi terbarukan.
“Kami sangat terinspirasi dari kehidupan alamiah mikroalga melalui sifatnya, cara kerja dan melindungi lingkungan. Mikroalga bagi kami adalah mesin biologis dan agen canggih dari alam yang mampu kita berdayakan, mencakup beragam kelompok evolusioner yang ditemukan di dalam biota perairan. Mereka adalah mikroorganisme yang tangguh, tumbuh cepat, adaptif dan efektif dengan potensi besar dalam menangkap emisi karbondioksida (CO2) dalam skala yang sangat besar. Solusi dan inspirasi ini, kami bawa ke daratan untuk menangkap emisi karbondioksida (CO2) langsung dari sumber emisi karbondioksida (CO2) dengan inovasi teknologi fotobioreaktor yang kami kembangkan sebelum lepas ke atmosfer” jelasnya.
Industri merupakan penyumbang emisi karbondioksida (CO2) terbesar kedua setelah sektor pembangkit listrik. Sebanyak 215 juta ton CO2 telah dilepaskan (37% dari total emisi di Indonesia - data tahun 2021). Salah satu penyumbang polusi di kota – kota besar berasal dari produksi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan industri.
Memanfaatkan lingkungan yaitu pohon untuk menyerap emisi karbondioksida (CO2), adalah salah satu solusi yang dilakukan untuk menyerap emisi karbondioksida (CO2). Akan tetapi memiliki kekurangan, aktivitas pohon untuk menyerap emisi karbondioksida membutuhkan waktu yang lama dari bibit pohon hingga menjadi pohon sedang, sehingga gas buang dari industri tetap lepas ke atmosfer, sementara lokasi hutan jauh dari sumber industri. Dari alasan tersebutlah, Databiota dengan memaksimalkan pemanfaatan mikroalgae dan teknologi dapat membantu pohon dalam menyerap emisi karbondioksida dengan metode CCU (Carbon Capture Utilization).
Baca Juga: Waspada Gejala Batuk Saat Udara Buruk
Rizka Zamzani Ibrahim, Governance Databiota, menyoroti tata kelola perkotaan sebagai kunci utama dalam upaya menangani isu polutan di perkotaan.
"Polusi udara bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga kualitas hidup" kata Rizka. Dengan adanya komitmen dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta, Databiota percaya bahwa visi mereka untuk mengurangi polusi di perkotaan bukan hanya mimpi. "Kami yakin, dengan kerja sama dan inovasi yang tepat, kota-kota di Indonesia dapat bernafas lebih lega. Kota yang layak huni adalah kota yang udaranya bersih " tambah Rizka.
Tidak hanya dapat digunakan di perkotaan, Databiota juga merupakan solusi pengurangan emisi karbon dari industri. "Kami berkomitmen untuk membantu industri bergerak menuju operasional yang lebih ramah lingkungan, mengurangi jejak karbon mereka, dan berkontribusi pada masa depan yang lebih hijau," tegas Rizka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement