Kredit Foto: Antara/Kornelis Kaha
Peningkatan signifikan harga beras juga memiliki dampak yang luas terhadap inflasi secara keseluruhan. Kenaikan harga beras akan berpengaruh pada biaya produksi di sektor pangan, termasuk pengeluaran petani, biaya transportasi, dan proses pengolahan beras.
Akibatnya, harga barang dan layanan lainnya cenderung naik, menciptakan tekanan inflasi yang lebih besar. Inflasi ini berdampak pada penurunan daya beli masyarakat Indonesia dan melemahkan nilai mata uang rupiah, sehingga daya beli masyarakat semakin terbatas. Masyarakat akan mengalami kesulitan dalam membeli barang-barang penting, seperti bahan makanan pokok, yaitu beras karena harganya terus meningkat.
Menurut Kementerian Keuangan (2014), beras memiliki peran krusial sebagai makanan pokok yang memengaruhi kesejahteraan bangsa Indonesia. Sementara kenaikan harga beras bisa meningkatkan pendapatan petani, dampak negatifnya adalah penurunan ketahanan pangan dan risiko meningkatnya tingkat gizi buruk, terutama di kalangan masyarakat yang masuk dalam kelompok miskin.
Selain beras, harga GKP pun mengalami kenaikan. Kenaikan harga padi ini juga menyebabkan banyak usaha penggilingan padi pada skala kecil terpaksa tutup. Pasalnya, pengusaha kecil tersebut tidak memiliki modal yang cukup banyak untuk dapat membeli gabah yang terlalu mahal.
Respons Pemerintah
Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengonfirmasi adanya harga beras yang sedang mengalami kenaikan. Ia mengatakan bahwa saat ini kondisi produksi padi sedang tidak normal dan terus mengalami penurunan.
Arief lalu membeberkan dua cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi permasalahan lonjakan harga beras ini. Pertama, penganekaragaman konsumsi dan kedua, impor beras.
"Cadangan pemerintah itu paling bagus dari produksi dalam negeri, tetapi pada saat dalam negeri seperti hari ini, ini pilihannya kita mau penganekaragaman konsumsi atau satu lagi impor. Tinggal pilih aja, mau pilih harga tinggi, kita tidak melakukan importasi ya kita sama-sama seperti hari ini, ya kuncinya ada di produksi," tegasnya dilansir dari Detikcom, Rabu (23/8/2023).
Ia melanjutkan bahwa Bapanas telah menyiapkan pasokan cadangan pangan lebih guna membendung kenaikan harga beras.
"Jadi yang pertama ini kenapa Badan Pangan Nasional mulai dari awal tahun sudah mempersiapkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu ini maksudnya. Banyak orang enggak paham, jadi saat produksi semester kedua itu drop, kita sudah punya cadangan pangan, sehingga cadangan pangan pemerintah ini yang digunakan untuk intervensi," jelas Arief.
Bapanas juga dikabarkan telah melakukan intervensi untuk menekan harga beras, mulai dari penyebaran bansos dari beras Bulog hingga gerakan pasar murah di berbagai wilayah.
Baca Juga: Siap-siap! Sri Mulyani Tambah Anggaran Bansos Beras Rp8 Triliun Hingga Akhir 2023
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement