Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raksasa Properti China Ambruk, Indonesia Turut Terdampak?

Raksasa Properti China Ambruk, Indonesia Turut Terdampak? Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Raksasa bisnis properti China, Evergrande resmi dikabarkan gulung tikar pada 17 Agustus 2023 lalu. Perusahaan real estat tersebut akhirnya ambruk setelah mencoba bertahan dalam lilitan utang yang telah menggerogoti kinerjanya dalam beberapa tahun terakhir.

Sebagaimana diketahui, perusahaan real estat tersebut mengalami gagal bayar sebesar US$340 miliar atau sekitar Rp4.400 triliun pada tahun 2021 lalu. Evergrande dikabarkan telah mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 15 kepada Pengadilan Amerika Serikat (AS).

Kebangkrutan Evergrande tersebut dinilai akan memberikan dampak yang signifikan bagi perekonomian China. Berdasarkan publikasi dari Asia Development Bank (ADB) pada tahun 2021, sektor properti menyumbang 25,4% pada Produk Domestik Bruto (PDB) Negari Tirai Bambu ini.  Sementara itu, besaran utang Evergrande yang gagal bayar tersebut nilainya diperkirakan sebesar 2% dari keseluruhan total PDB China.

Baca Juga: Grup Bisnis Properti Singapura Tutup Rumah.com di Indonesia, Operasional Berhenti 30 November 2023

Mantan penasihat Bank Sentral China, Li Daokui mengatakan krisis utang yang dialami Evergrande tersebut menyebabkan perekonomian China melambat. Ia melanjutkan, pasar properti akan berdampak pada tingkat pertumbuhan PDB dalam beberapa tahun ke depan karena keuangan lebih lambat di seluruh sektor.

“Dampaknya akan terjadi pada perekonomian riil karena gagal bayar Evergrande akan ada perlambatan pengembangan dari sejumlah proyek,” ujarnya seperti dikutip dari CNBC, Kamis (24/8/2023).

Untuk diketahui, jauh sebelum gulung tikar, Evergrande merupakan salah satu dari tiga pengembang real estat terbesar di China. Perusahaan properti ini didirikan oleh seorang miliarder China, Hui Ka Yan pada tahun 1996 di Guangzhou, China selatan.

Saat masa kejayaannya, Evergrande memiliki lebih dari 1.300 proyek real estat di lebih dari 280 kota di Negeri Tirai Bambu. Hal tersebut membuat Evergrande menjadi bagian dari Fortune Global 500 atau merupakan bagian dari bisnis terbesar di dunia berdasarkan pendapatannya.

Pandemi Covid-19 Jadi Faktor Utama Evergrande Terlilit Banyak Utang

Faktor utama yang menyebabkan ambruknya Evergrande adalah karena utangnya yang terus membengkak. Bengkaknya utang tersebut lantaran Evergrande meminjam banyak dana untuk membiayai berbagai proyek yang direncanakannya. Namun, sayangnya, target proyek tersebut banyak yang meleset hingga membuat raksasa properti tersebut terlilit utang hingga ribuan triliun rupiah.

Ferry Sandria, Editor CNBC Indonesia, menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 merupakan faktor utama yang menyebabkan target proyek properti Evergrande tersebut meleset. Ia menjelaskan, masyarakat China cenderung menganggap properti sebagai aset idaman karena nilainya akan terus naik. 

Oleh karena itu, banyak masyarakat China yang membeli properti hingga lebih dari satu untuk digunakan sebagai tabungan. Melihat kondisi tersebut, para pengembang pun beranggapan permintaan terhadap properti akan selalu meningkat. Sebab itu, pengembang membangun proyek besar-besaran.

Sayangnya, saat pandemi Covid-19 melanda, perekonomian cenderung tidak stabil. Akibatnya, banyak masyarakat China mengurungkan niatnya untuk membeli properti. Hal inilah yang kemudian membuat proyeksi pengembang tersebut tidak terpenuhi atau meleset.

“Akhirnya, sinyal yang dikirim ke developer itu kuat. Mereka bangun terus (properti), sampai (akhirnya) terjadi pandemi. Pandemi kan orang pada nahan tabungannya. Mulailah (terjadi) yang namanya efek domino,” ujarnya dilansir dari kanal YouTube CNBC Indonesia, Rabu (23/8/2023).

Bagaimana Efeknya ke Indonesia?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: