Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Arifin Tasrif Beberkan Peluang Usaha Sektor Energi di Asia Tenggara

Arifin Tasrif Beberkan Peluang Usaha Sektor Energi di Asia Tenggara Menteri ESDM, Arifin Tasrif. | Kredit Foto: ACE
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penyelenggaraan The 41st ASEAN Ministers on Energy Meetings (AMEM-41) pada 24-25 Agustus 2023 di Bali menghasilkan Joint Ministerial Statement (JMS) atau Pernyataan Bersama mengenai keberlanjutan dari implementasi ASEAN Plan for Energy Cooperation (APAEC) Fase II: 2021-2025, yang terdiri dari interkoneksi negara-negara ASEAN melalui ASEAN Power Grid (APG), Trans-ASEAN Gas Pipeline (TAGP); Coal and Clean Coal Technology (CCT); Energy Efficiency and Conservation (EE&C); Renewable Energy (RE); Regional Energy Policy and Planning (REPP); dan Civilian Nuclear Energy.

Dengan banyaknya bentuk kerja sama yang akan terjalin antarnegara-negara di ASEAN berdasarkan pernyataan bersama tersebut, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, akan terbuka peluang yang sangat besar bagi pelaku usaha sektor energi untuk ambil bagian dalam proyek energi ASEAN.

"Seperti dalam interkoneksi negara ASEAN melalui APG, peluang proyek baru sangat terbuka luas bagi sektor swasta untuk ikut serta dalam memperluas jaringan interkonektivitas energi di wilayah tersebut," ujarnya saat konferensi pers di BNDCC Bali, Jumat (27/8/2023).

Baca Juga: Permintaan Hasil Tambang Meningkat, Begini Strategi MIND ID Kelola Cadangan Mineral untuk Transisi Energi

Arifin menambahkan, transfer pengetahuan dan teknologi diperlukan untuk mencapai tujuan dalam APAEC, di antaranya teknologi dan penelitian mengenai teknologi Energi Baru Terbarukan (EBT) dan rendah karbon, memperkuat fasilitas dan keterlibatan dalam Carbon Capture and Storage (CCS) dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS), serta peningkatan kapasitas dalam manajemen keselamatan energi dan teknologi nuklir.

Dengan terbukanya peluang tersebut, lanjutnya, akan memberikan efek domino khususnya dalam menciptakan lapangan kerja hijau.

"Membuka peluang baru dalam mengembangkan industri berbasis rendah karbon dan akan menciptakan lapangan kerja hijau, sejalan dengan meningkatnya permintaan akan produk hijau dan ekonomi berkelanjutan," urai Arifin.

Lebih lanjut, Arifin menuturkan jika negara-negara ASEAN, di antaranya Indonesia, Malaysia, Filipina, Myanmar, dan Vietnam memiliki sumber daya mineral dengan jumlah yang sangat besar, seperti nikel, timah, bauksit, dan elemen tanah jarang, yang bisa digunakan untuk mendukung transisi energi.

"Sehingga, dibutuhkan pengolahan mineral, unit pemurnian, dan manufaktur untuk industri berbasis mineral, terutama untuk komponen teknologi energi bersih seperti solar PV, industri baterai, dan kendaraan listrik," pungkasnya.

Baca Juga: Kenapa Hilirisasi Dapat Dukung Ekosistem Baterai dan Mobil Listrik?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: