Pemerintah menargetkan Indonesia sudah merdeka internet alias mendapat akses internet di mana saja pada periode 2024. Caranya antara lain melalui pembangunan base transceiver station (BTS) di kawasan 3T.
Tugas ini pun diberikan kepada badan layanan umum Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), yaitu Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti). Namun, seiring berjalannya waktu, proyek itu terancam terhenti karena diduga terjadi korupsi di dalam pembangunan menara BTS.
Baca Juga: Status Misterius Aliran Dana BTS Rp27 Miliar Ditindaklanjuti Jumat Ini
Meski demikian, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Periode 2015-2018 dan Periode 2018-2021, Jamalul Izza, tetap mendorong pembangunan BTS oleh BAKTI harus terus berjalan.
Pembangunan BTS, kata dia, dapat menjadi salah satu solusi yang bisa menjangkau daerah-daerah 3T.
"Pembangunan BTS dari BAKTI ini jika diselesaikan sesuai rencana, dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dengan meminimalisir masalah dalam layanan ketersediaan sinyal," kata Jamal di Jakarta, kemarin.
Jamal menyebut, meski saat ini tersandung masalah hukum, namun proyek ini harus diteruskan dengan pengawasan yang lebih baik. Karena jika proyek ini berhenti, maka yang akan sangat dirugikan adalah masyarakat yang berada di daerah 3T karena tidak mendapat akses internet.
Mantan Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Dirjen Aptika) Kementerian Kominfo, Bambang Heru Tjahjono, mengatakan ekosistem ICT harus benar-benar bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya bagi masyarakat yang tinggal di daerah 3T, baik dari sisi peningkatan layanan publik, seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi maupun untuk penanggulangan kebencanaan.
Baca Juga: BTS 4G Buwun Mas NTB Sudah Beroperasi, Menkominfo Budi: Sudah Bisa Digunakan Warga Sekitar
Di sisi lain, Bambang menambahkan, pengembangan open RAN (Open Radio Access Network) sebagai teknologi yang mengintegrasikan semua teknologi akses radio, baik itu 2G, 3G, 4G, 5G, dalam satu server, terutama di daerah tertinggal untuk meningkatkan akses konektivitas digital ke Masyarakat.
"Teknologi ini dibutuhkan sebagai dukungan bagi kemudahan dan pertumbuhan talenta digital dan produktivitas konten digital di daerah 3T," tambah Bambang Heru yang juga menjabat sebagai INDiST Co-Founders.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait:
Advertisement