Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Soal Investasi China di Pulau Rempang, Luhut: Ada Potensi Bagus...

Soal Investasi China di Pulau Rempang, Luhut: Ada Potensi Bagus... Kredit Foto: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap sejumlah potensi sektor investasi di Pulau Rempang, Kota Batam, Kepulauan Riau.

Sebagaimana diketahui, Pulau Rempang berencana akan direvitalisasi sebagai kawasan sektor industri, perdagangan, hunian, dan pariwisata.

Adapun pada tahap awal, diketahui Pulau Rempang menarik minat perusahaan kaca terbesar di dunia asal China, Xinyi Group yang berencana menaruh investasi sebesar US$11,5 miliar atau Rp174 triliun hingga 2080.

Baca Juga: Konflik Pulau Rempang: Ekonom Sebut Pemerintah Lebih Prioritaskan Asing Dibanding Penduduk Lokal

Luhut menyebut, Pulau Rempang memiliki potensi yang bagus. Pasalnya, investasi yang masuk di wilayah tersebut mampu menghadirkan photovoltaic, solar panel hingga teknologi semi-konduktor.

"Ya di Rempang ada potensi yang bagus. Karena apa? Karena di situ nanti dibikin photovoltaic. Photovoltaic itu nanti jadi solar panel, jadi semi-konduktor kan bagus sebenarnya," kata Luhut saat ditemui wartawan di Pullman Hotel, Jakarta, Selasa (19/9/2023).

Dengan potensi bagi dunia investasi yang baik, Luhut pun menyayangkan perusahaan-perusahaan yang sengaja dikaitkan untuk memperkeruh konflik pembebasan lahan di Pulau Rempang.

Dia mengklaim, dalam hal ini pemerintah transparan kepada publik. Oleh karenanya, Luhut meminta para pihak mengkaji lebih dalam sebelum menyampaikan kritik.

"Sekali lagi, jangan dihubungkan ada perusahaan sini, enggak ada. Semua sangat terbuka, jadi sebelum Anda mengkritik, cek dulu bener enggak itu. Jadi, jangan asal ngomong saja," tegasnya.

Luhut juga menyayangkan desakan dari beberapa pihak yang menuntut pencabutan status Proyek Strategis Nasional (PSN) di Pulau Rempang. Dia pun menyebut, pencabutan PSN memengaruhi pencapaian tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dan lapangan pekerjaan.

"Untung barangnya bagus bahwa ada yang salah satu diperbaiki satulah. Jangan terus main cabut. Itu kan merugikan kita, kalau itu diteruskan TKDN kita kan bagus, kedua lapangan kerja ada, teknologi saya sudah bilang tadi photovoltaic, solar panel sama tadi semi-konduktor," jelasnya.

Lebih lanjut, Luhut berharap perusahaan asal China, Xinyi Grup, tidak mengalihkan proyeksi investasi dari Pulau Rempang. Mengingat isu Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yang dikabarkan tengah merayu Xinyi Grup untuk menaruh investasi di Johor, Malaysia.

"Kita harapkan janganlah. Dulu kan kekonyolan kita, (investor) lari ke tempat lain," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: