Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Retno Marsudi Ajak Negara Anggota PBB Putuskan 'Lingkaran Setan' TBC dan Kemiskinan

Retno Marsudi Ajak Negara Anggota PBB Putuskan 'Lingkaran Setan' TBC dan Kemiskinan Kredit Foto: Kemenlu
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan bahwa tuberkulosis (TBC) masih menjadi ancaman serius bagi masyarakat global. Penyakit paling menular kedua setelah Covid-19 ini menewaskan sekitar 1,6 juta orang setiap tahunnya.

“Sangat disayangkan TBC lebih sering ditemukan di negara-negara berkembang. Ini mencerminkan ketidaksetaraan global," ujar Retno di depan seluruh perwakilan negara anggota PBB, dikutip Jumat (22/9/2023).

Ada pun hal tersebut dia sampaikan saat membuka kegiatan side event bertajuk Investing Right, Investing Now to End TB yang diselenggarakan oleh Kementerian Kesehatan RI bersama dengan Polandia, dan Stop TB Partnership di sela-sela sidang SMU ke-78 PBB di New York, Amerika Serikat.

Baca Juga: Ketar-ketir Ancaman Kenaikan Air Laut, Retno Marsudi Teriakkan 3 Aksi Nyata di Depan PBB

Merespons kondisi ini, Retno mengajak negara-negara untuk saling berkolaborasi dalam dua hal, yaitu:

Pertama, kata Retno, yakni memutuskan lingkaran setan antara TBC dan kemiskinan. Dia berujar, kemiskinan adalah lahan subur untuk TBC.

Sementara TBC juga sangat berdampak bagi masyarakat, yang dapat membuat masyarakat jatuh ke dalam jurang kemiskinan.

“Menghentikan ancaman TBC adalah investasi pembangunan. Keluarga yang sembuh dari TBC, dapat bangkit kembali, melakukan aktivitas ekonomi yang produktif, dan memperoleh kembali sedikitnya 50% dari kerugian yang mereka alami sebelumnya," lanjutnya.

Retno menegaskan bahwa masyarakat yang rentan perlu dikeluarkan dari lingkaran setan ini, antara lain dengan memperkuat ketahanan masyarakat, memperbaiki akses pelayanan kesehatan, dan meningkatkan kesadaran tentang TBC.

Kedua, investasi kolektif untuk pengembangan vaksin baru. “Adanya terobosan dalam pengembangan vaksin TBC harus menjadi tujuan bersama," tegas Retno.

Penelitian dari Universitas Harvard menyebutkan bahwa vaksin TBC yang efektif di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dapat memberi manfaat kesehatan sekaligus keuntungan ekonomi bernilai miliaran dolar.

Retno selanjutnya mengingatkan pelajaran berharga dari pandemi Covid-19 bahwa kesamaan pandangan mengenai kedaruratan Covid-19 membawa dampak positif.

“Dunia menantikan adanya hari, di mana TBC hanyalah kenangan dan bagian dari masa lalu. Untuk itu, kita harus bekerja bersama-sama dan kita harus bergerak sekarang." tegas Retno.

Baca Juga: Retno Marsudi Suarakan Nasib Pilu Etnis Rohingya di Myanmar, Dunia Jangan Bungkam!

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: