Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Hulu Migas Butuh Insinyur Handal

Industri Hulu Migas Butuh Insinyur Handal Kredit Foto: Elnusa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sejumlah perusahaan migas mengaku kesulitan mendapatkan barang dan jasa untuk mendukung kegiatan hulu migas yang dilakukan secara massif di Indonesia beberapa tahun terakhir.

Project Deputy General Manager BP Berau, Mulyawan Samad, mengatakan sejak pandemi Covid-19, perusahaan kesulitan mencari supplier barang dan jasa yang bagus untuk memenuhi operasional, serta peang Ukraina dan Rusia juga memperparah rantai pasok ini. 

Mulyawan menyebut, ada masalah yang dihadapi saat ini, yaitu availability brain (insinyur di setiap divisi), dan kepastian big supplier

Engineer yang handal sangat sulit kami menemukan, tidak seperti pada 10 tahun lalu sebelum pandemi," ujar Mulyawan pada acara International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIUOG) 2023 dikutip, Sabtu (23/9/2023). 

Baca Juga: SKK Migas dan KKKS Tanda Tangani Bali Commitment

Mulyawan mengatakan, untuk mengatasi masalah big supplier, perusahaan memiliki kecenderungan untuk menggerakkan jalur relasi mereka sampai ke atas. 

Di mana, saat pandemi terjadi supplier melakukan efisiensi dan dampaknya akan ikut dirasakan oleh perusahaan yang menggunakan produknya. Sementara itu, para supplier baru cenderung belum dapat melakukan terobosan. 

“Kita diskusi dengan SKK Migas dan melakukan propose dari sisi teknikal (Brain Engineer). Kami sangat memerlukan teknisi yang andal. Dalam merekrut vendor, kami sangat ketat dan SKK Migas membantu menyaringnya,” ujarnya.

Sementara itu, Senior Project Manager PT Meindo Elang Indah, Arc Steven mengatakan, perusahaannya mempunyai 60 insinyur, tapi hanya 30-40 persen yang masih berumur di bawah 60 tahun. Menurutnya, digitalisasi membantu pergerakan kebutuhan insinyur migas saat ini. 

“Ada beberapa projek yang mensyaratkan posisi engineer harus diisi orang Indonesia,” ujar Steven. 

Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), pada tahun 2023 jumlah pekerja di KKKS sebanyak 19 (sembilan belas) ribu. Untuk meningkatkan produksi pada tahun 2030, dibutuhkan tambahan pekerja sekitar 4 (empat) ribu. Pada akhir tahun 2022, sebanyak 21% pekerja berusia di atas 51 tahun.

Sebagai mitra kontraktor, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencoba menjembatani hal ini agar aktivitas pertambangan berjalan lancar. 

“SKK migas men-develop berbagai procurement, baik itu long term, atau skema lain, termasuk sumber daya manusia. Tapi, kontraktor juga harus melihat potensi sumber daya lokal,” katanya.

Baca Juga: Pemilu Tak Akan Ganggu Investasi Migas

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: