Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alasan Harga Bitcoin Stagnan dalam Kisaran US$84.000

Alasan Harga Bitcoin Stagnan dalam Kisaran US$84.000 Kredit Foto: Unsplash/Yigit Ali Atasoy
Warta Ekonomi, Jakarta -

Harga Bitcoin terlihat bergerak stagnan dalam perdagangan di Rabu (16/4). Pasar nampaknya tengah menunggu adanya kejelasan soal kebijakan tarif hingga potensi penguatan aset dari Bitcoin di Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Decrypt, Kamis (17/4), Bitcoin cenderung bergerak stabil dengan harganya bergerak salam kisaran dari US$83.000–US$84.000. Pasar masih menunggu kejelasan soal kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Baca Juga: Menelisik Perbedaan Bitcoin dengan Skema Piramida

Analis Yardeni Research mengatakan bahwa ketidakpastian seputar dampak kebijakan tarif terhadap perekonomian masih menjadi kekhawatiran utama market di AS.

Indeks Harga Konsumen (CPI) menunjukkan kenaikan tahunan sebesar 2,4% di Maret 2025. Capaian tersebut lebih rendah dari perkiraan dan membuat banyak pihak menilai bahwa tarif tambahan dapat memicu stagflasi di Negeri paman Sam.

"Ketika berbicara tentang stagflasi, tarif Trump mungkin lebih mencerminkan bagian pertama dari istilah tersebut," tulis Analis Yardeni Research.

Khusus dalam dunia kripto, para investor juga tengah mencermati potensi penguatan dari Strategic Bitcoin Reserve AS. Direktur Eksekutif Dewan Penasihat Kepresidenan untuk Aset Digital, Bo Hines  menyebut bahwa dana penerimaan tarif bisa digunakan untuk pembelian dari Bitcoin. Hal tersebut tak hanya dapat mendongkrak harga dari token unggulan tersebut namun juga menguatkan pengakuan terhadap aset digital sebagai salah satu aset keuangan strategis global.

Baca Juga: Bertahan dalam US$85.000, Analis Prediksi Harga Bitcoin Bisa Menuju US$100.000

Di sisi kebijakan moneter, investor juga menunggu sinyal dari Federal Reserve (The Fed). Setelah memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga pada pertemuan sebelumnya, para pengambil kebijakan dalam bank sentral kini masih mengkaji situasi pasar yang berubah cepat di AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: