Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Forum Tingkat Tinggi ASEAN untuk Difabel Hasilkan 'Rekomendasi Makassar', Simak Isinya!

Forum Tingkat Tinggi ASEAN untuk Difabel Hasilkan 'Rekomendasi Makassar', Simak Isinya! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Forum Tingkat Tinggi ASEAN menghasilkan “Rekomendasi Makassar” untuk memperkuat komitmen dalam pemberdayaan penyandang disabilitas, mewujudkan inklusivitas serta mengangkat harkat dan martabat penyandang disabilitas. Rekomendasi ini dihasilkan dalam Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025 atau The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 yang berlangsung di Makassar pada 10-12 Oktober 2023.

Menteri Sosial Tri Rismaharini mengatakan, rekomendasi ini akan melengkapi sejumlah kebijakan yang sudah ada pada setiap negara anggota ASEAN. Sebelumnya juga sudah ada deklarasi Bali untuk meningkatkan peran dan partisipasi penyandang disabilitas di ASEAN pada 2011 dan ASEAN Enabling Masterplan 2025 untuk pengarusutamaan hak penyandang disabilitas pada 2018.

Baca Juga: Tangani Krisis Air, Kemensos Bangun IPAT di Gunung Kidul, Yogyakarta

”Rekomendasi Makassar akan melengkapi kerangka kerja ASEAN yang relevan dan sudah ada. Namun, saya ingin menekankan bahwa kerangka kerja ASEAN ini bukanlah tujuan akhir, melainkan sebuah alat, dan kuncinya adalah implementasi,” kata Risma dalam Forum Tingkat Tinggi (FTT) Menteri Sosial Se-ASEAN di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (11/10/2023).

Rekomendasi disampaikan setelah para peserta anggota negara ASEAN yang dipimpin Indonesia merumuskan draf rekomendasi. Forum yang dihadiri sekitar 200 peserta ini merupakan salah satu rangkaian KTT ASEAN di bawah keketuaan Indonesia. 

Selain anggota negara ASEAN, hadir pula peserta dari Amerika Serikat, Inggris, Australia, serta dari Sekretariat ASEAN, berbagai organisasi penyandang disabilitas, Forum Disabilitas ASEAN serta berbagai mitra lainnya. Para peserta bersama-sama merumuskan strategi inovatif untuk mewujudkan inklusivitas sosial-regional, pemberdayaan penyandang disabilitas, serta memperkuat jalinan kemitraan. Forum berharap agar ASEAN menjadi episentrum perumbuhan inklusivitas yang berkelanjutan.

Setelah dua hari merumuskan, akhirnya dihasilkan 10 rekomendasi atau disebut “Rekomendasi Makassar”. Rekomendasi tersebut dibacakan Komisioner Komisi Nasional Disabilitas (KND), Eka Pratama sebelum penutupan forum pada Rabu 11 Oktober 2023.

Baca Juga: Didukung Danone Aqua, Difabel dan ABK Karanganom Klaten Tak Lagi Merasa Terabaikan

Ke-10 rekomendasi tersebut adalah pertama, mempercepat implementasi ASEAN Enabling Masterplan 2025 dengan pengarusutamaan hak penyandang disabilitas dalam kerja sama ASEAN. Kedua, mendukung lebih lanjut tinjauan dan laporan implementasi ASEAN Enabling Masterpan 2025 dengan menyertakan partisipasi penyandang disabilitas. 

Rekomendasi ketiga, memastikan pembangunan inklusif disabilitas sebagai bagian mendasar dari Visi Komunitas ASEAN 2045. Keempat, mendorong Mitra Wicara ASEAN untuk mengarusutamakan pemberdayaan dan hak-hak penyandang disabilitas melalui kerja sama dengan ASEAN, termasuk dalam menyediakan infrastruktur inklusif disabilitas.

Kelima, memberikan kebijakan kesejahteraan sosial dan pembangunan yang lebih inovatif untuk memberdayakan dan melindungi hak-hak penyandang disabilitas.

Baca Juga: Telan Dana Rp186 M, Kemensos Salurkan Bantuan Permakanan Disabilitas hingga Desember 2023

Keenam, Meningkatkan upaya bersama untuk memastikan partisipasi dan akses yang setara bagi penyandang disabilitas dalam layanan publik serta  menghilangkan hambatan stigma dan diskriminasi seperti pendidikan, kesehatan, pekerjaan.

Rekomendasi ketujuh, memperkuat upaya untuk menyediakan data disabilitas yang lebih baik dan inklusif. Sedangkan kedelapan, memperkuat akses terhadap teknologi pendukung berdasarkan kebutuhan yang sesuai untuk meningkatkan akses terhadap pendidikan inklusif, intervensi kesehatan, lapangan kerja dan kewirausahaan.

Rekomendasi kesembilan, memperkuat pemahaman dan kesadaran masyarakat mengenai penyandang disabilitas dan hak-hak mereka, serta melawan persepsi negatif, dan mendorong rasa saling menghormati dan memahami. 

Terakhir, rekomendasi kesepuluh, mendorong sektor usaha untuk berkomitmen dalam mempromosikan dan menerapkan model bisnis dan rantai nilai yang inklusif disabilitas, serta mendukung akses yang lebih baik bagi penyandang disabilitas terhadap pekerjaan, termasuk sebagai wirausaha.

Baca Juga: Jelang AHLF di Makassar, Kemensos Siap Sambut Peserta Forum Tingkat Tinggi ASEAN untuk Disabilitas

Selain menyampaikan 10 rekomendasi, para peserta dari negara ASEAN juga menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia, khususnya Kementerian Sosial, atas penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi ASEAN yang dinilai sangat baik dan bermanfaat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: