Produsen bumbu masak PT Ajinomoto Indonesia terus mengajak seluruh karyawannya untuk mentransformasikan menjadi Health Provider. Hal ini menjadi tujuan misi di tahun 2030 nantinya dengan harapan hidup sehat 1 miliar orang di seluruh dunia dan mengurangi 50 persen dampak lingkungan perusahaan, termasuk di bumi. Selain itu, Perusahaan asal Jepang ini juga gencar merealisasikan transisi energi menuju industri hijau yang optimal melalui berbagai strategi, salah satunya dengan mengkonversi penggunaan bahan bakar batu bara menjadi biomassa pada steam boiler.
Presiden Direktur Ajinomoto Indonesia, Shinichi Matsumoto mengungkapkan, sebagai industri bahan makanan tidak hanya menciptakan nilai ekonomi tetapi juga ingin meningkatkan nilai sosial dan lingkungan yang berkelanjutan baik dari sisi sumber daya alam, kesehatan dan kesejahteraan.
Baca Juga: Strategi Tahan Efek El Nino Terhadap Laju Ekonomi, Begini Kata KSP
“Kami telah berkomitmen untuk mencapai hasil pada 2030 yakni di bidang kesehatan dengan membantu memperpanjang harapan hidup sehat dan di bidang lingkungan dengan mengurangi dampak lingkungan hingga 60 persen,” terang Shinichi Matsumoto beberapa hari lalu
Mananagapi hal itu Direktur Ajinomoto Indonesia Samsul Bakhri mengatakan, pihaknya sudah mengubah steam boiler pada pabrik Mojokerto yang selama ini menggunakan batu bara menjadi biomassa seperti pelet kayu, sawdust (serbuk kayu) maupun cangkang sawit (palm kernel shells).
“Kami ingin menunjukkan bahwa kita peduli dengan lingkungan, apalagi lingkungan menjadi isu global. Tentu saja ini harus menjadi concern kita sehingga kita menuju ke arah transformasi menuju industri hijau,” terang Samsul Bakhri di Surabaya hari ini
Dikatakan pula bahwa, saat ini kapasitas biomassa yang dibutuhkan untuk steam boiler ini sekitar 130 hingga 150 ton/ per hari. Nantinya boiler dengan bahan bakar biomassa ini akan menghasilkan sekitar 30 ton/jam steam atau uap.
“Penggunaan biomassa di pabrik kami akan menurunkan emisi karbon yang saat ini sudah ditekan sampai 36 persen. Ke depan, kita juga akan menurunkan lagi emisi dari mesin-mesin kita yang lain sehingga harapannya pada 2030 Ajinomoto bisa menurunkan emisi hingga 60 persen ,” ujarnya.
Lebih lanjut Samsul, Ajinomoto menjelaskan, saat ini pihaknya sedang mempelajari aturan dan teknisnya untuk menggarap potensi industri hijau dalam bursa karbon (carbon trading) di IDX Carbon.
Baca Juga: Solidnya Ekonomi Indonesia, Menko Airlangga: Lebih Baik Dibanding AS
“Kemenperin menyampaikan bahwa sebenarnya ada potensi bagi Ajinomoto untuk mendapatkan pulsa karbon. Kami akan koordinasi dengan mereka untuk prosedurnya, kalau kita bisa mengikutinya, ada kemungkinan kita akan terlibat di dalamnya. Termasuk apakah kredit Karbon akan diatribusikan ke Jepang atau di Indonesia,” pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Mochamad Ali Topan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement