Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semakin Dekat, Penggiat Kritpo Mulai Hitung Mundur Halving Bitcoin

Semakin Dekat, Penggiat Kritpo Mulai Hitung Mundur Halving Bitcoin Kredit Foto: Unsplash/Art Rachen
Warta Ekonomi, Jakarta -

Komunitas kripto dan banyak pemain terkenal lainnya telah mulai mengalihkan fokus ke arah halving Bitcoin, yakni sebuah peristiwa yang terjadi setiap empat tahun sekali dan terjadi pengurangan pasokan Bitcoin (BTC) baru di pasar menjadi setengah.

Dilansir dari laman Cointelegraph pada Selasa (21/11/2023), pada peristiwa halving berikutnya yang dijadwalkan pada April 2024, imbalan atau reward penambangan Bitcoin akan berkurang dari 6,25 BTC per blok saat ini menjadi 3,125 BTC per blok.

Baca Juga: Biaya Transaksi Bitcoin Meroket Akibat Tren Bitcoin Spot

CEO Binance, Changpeng Zhao, menggunakan Twitter atau X untuk mengatur hitungan mundur terhadap halving berikutnya dalam sebuah postingannya di X. Tujuannya, untuk mengingatkan semua orang bahwa halving Bitcoin hanya tinggal 135 hari lagi.

Secara historis, halving Bitcoin dikaitkan dengan momentum bullish untuk harga Bitcoin karena dinamika penawaran dan permintaan. Halving pasokan baru di tengah meningkatnya permintaan biasanya mendorong harga Bitcoin ke level tertinggi baru di bulan-bulan setelah peristiwa tersebut.

Dua bulan sebelum halving terakhir pada Mei 2020, harga Bitcoin diperdagangkan kurang dari US$10.000 (Rp154 juta). Saat peristiwa tersebut semakin dekat, momentum bullish membuat harga Bitcoin melampaui level tertinggi di siklus all-time high (ATH) sebelumnya yang sekitar US$17.000 (Rp262 juta). Setelah halving, harga Bitcoin menembus momentum parabola dan menciptakan level tertinggi ATH hampir US$69.000 (Rp1 miliar).

Pedagang dan analis populer Rekt Capital juga membahasnya di X untuk menguraikan berbagai fase siklus kenaikan atau bullish Bitcoin. Ia membagi garis waktu menjadi peristiwa pra-halving dan pasca-halving, lalu menyoroti bahwa sekitar 60 hari sebelum halving, rally pra-halving cenderung terjadi karena investor cenderung "Membeli Hype" untuk "Menjual Berita".

Namun, lonjakan harga euforia pada periode pra-halving biasanya diikuti retracement di sekitar waktu halving yang sebenarnya. Pada tahun 2016, retracement pra-halving adalah 38%, sedangkan retracement pra-halving tahun 2020 adalah 20%.

Kemunduran pra-halving sering kali diikuti fase reakumulasi multi-bulan di mana harga Bitcoin naik dan turun, dengan sedikit keuntungan selama periode stagnasi. Banyak investor terguncang pada tahap ini karena bosan, tidak sabar, dan kecewa akibat kurangnya kinerja investasi Bitcoin mereka setelah halving.

Baca Juga: Tokocrypto Amati Harga Bitcoin Kembali Bangkit, Targetkan Naik Level Tertinggi Rp592 Juta

Fase akumulasi biasanya diikuti oleh lonjakan parabola. Di fase ini, Bitcoin keluar dari area akumulasi ulang untuk mencapai level tertinggi baru. Selama fase tersebut, Bitcoin mengalami percepatan pertumbuhan menuju level tertinggi baru ATH.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: