Manajemen Lalu Lintas Penyeberangan
Untuk mengantisipasi kepadatan yang akan terjadi pada masa libur Nataru, Ditjen Hubdat memberlakukan manajemen lalu lintas jalan dan penyeberangan.
Baca Juga: Meski Tiket Baru Terjual 20 Persen, KAI Daop 2 Bandung Tambah 4 KA Tambahan Nataru 2023/2024
"Sistem manajemen lalu lintas dilakukan skema-skema cara bertindak melalui skema Normal (Hijau), Padat (Kuning) dan Sangat Padat (Merah) dengan menyesuaikan jumlah kapal operasi dan kapasitas angkut kapal dengan jumlah reservasi tiket online atau berdasarkan monitoring Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) kendaraan yang akan menuju pelabuhan dengan mengoptimalkan koordinasi dan kolaborasi dengan pihak Kepolisian, Dishub dan Badan Usaha Jalan tol (BUJT) serta stakeholder terkait lainnya," ujar Ahmad Yani.
Selanjutnya, dalam menghadapi situasi darurat atau cuaca ekstrem di penyeberangan, telah dilakukan rapat koordinasi dan mengimbau terkait Potensi Cuaca Ekstrem kepada para Kepala BPTD, KSOPP, Korsatpel, Syahbandar dan Pejabat Pemeriksa Keselamatan Kapal Sungai, Danau, dan Penyeberangan serta Operator Kapal dan Pelabuhan Sungai, Danau, dan Penyeberangan agar dapat melakukan hal sesuai tugas dan fungsinya demi menjamin keselamatan.
Teknologi dan Aplikasi Mitra Darat
Peran teknologi sangat penting dalam menyukseskan angkutan Nataru, karena Angkutan Penyeberangan ini tidak lepas dari mobilisasi angkutan darat yang satu sama lainnya saling berkaitan, sehingga pelaksanaan monitoring pergerakan kendaraan-kendaraan angkutan darat baik melalui jalan nasional dan jalan tol secara online.
"Kami memanfaatkan teknologi dengan menggunakan kamera cctv dan data LHR, sehingga apabila ada anomali yang terjadi pemerintah dapat mengambil langkah-langkah antisipasi dengan cepat dan tepat untuk melancarkan arus lalu lintas baik di pelabuhan dan jalan menuju pelabuhan," ulas Ahmad Yani.
Titik krusial penanganan arus pergerakan masyarakat yang menjadi prioritas Ditjen Hubdat pada musim libur Nataru 2024 pada akses keluar masuk simpul-simpul transportasi, pasar tumpah serta lokasi-lokasi wisata yang ada di daerah serta lokasi rawan longsor/bencana juga dapat dilakukan dengan teknologi.
Sedangkan di ruas jalan tol yang menjadi fokus penanganan pergerakan masyarakat yaitu di rest area dengan menerapkan manajemen dan pembatasan waktu masyarakat yang akan menggunakan rest area.
"Kemenhub memiliki Sistem Informasi Angkutan dan Sarana Transportasi Indonesia (SIASATI) yaitu Aplikasi untuk memantau informasi Angkutan dan Sarana Transportasi pada kegiatan Lebaran, Natal dan Tahun Baru Sub Sektor Kementerian Perhubungan," katanya.
Aplikasi SIASATI ini merupakan sistem informasi berbasis elektronik yang terintegrasi untuk pelaporan data operasional angkutan dan sarana transportasi terhadap kegiatan operasional transportasi di seluruh wilayah Indonesia.
"Masyarakat dapat mengunduh aplikasi Mitra Darat dan sering-sering mengecek aplikasi tersebut agar selalu mendapat info terupdate mengenai kondisi lalu lintas jalan dan cuaca. Selain itu, bisa juga mengecek kelayakan angkutan umum melalui Mitra Darat," tambah Ahmad Yani.
Kepada masyarakat yang akan melakukan perjalan jarak jauh juga diimbau untuk tidak menggunakan kendaraan sepeda motor karena rentan terhadap kecelakaan, gunakanlah angkutan umum resmi yang sudah disediakan dari terminal-terminal penumpang angkutan jalan.
Baca Juga: Jelang Nataru, Pertamina Siap Jamin Pasokan BBM dan LPG
"Gunakan jalur alternatif untuk menghindari kepadatan di jalur utama, waspadai kecelakaan di lokasi wisata karena faktor kontur jalan, alam/hujan atau pengemudi, Pembatasan angkutan barang dilakukan untuk menjaga kelancaran jalan dan keselamatan serta memanfaatkan alternatif moda transportasi lainnya," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement