Pakar Komunikasi Publik, Muhammad Sufyan Abd buka suara terkait dengan penampilan dari Anies Baswedan, ia menilai sosok calon presiden tersebut ajeg dalam menyuarakan perubahan di Pilpres 2024.
Sufyan mengatakan, mantan menteri pendidikan tersebut tak henti-hentinya mengkritisi kondisi eksisting terutama di bidang hankam dan hubungan internasional eksisting dari Indonesia.
Baca Juga: Anies Baswedan Tegaskan Presiden Harus Aktif Terlibat di Forum Dunia
"Saya kira Anies adalah orator yang ajeg, konsisten. Tidak mencla-mencle dan tetap pada ruh perlunya perubahan dari kebijakan publik eksisting yang dirasa kurang tepat," katanya, Senin (8/1).
Jika dikaitkan dengan teori, kata Sufyan, misal dari Onong Effendy dalam “Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik”, saat orasi, ada teori yang disebut teori kuda. Maksudnya, tiap bagian pidato itu merujuk anggota tubuh kuda, yaitu Exordium (Kepala/Pendahuluan yakni pendahuluan harus dapat membangkitkan perhatian hadirin), Protesis (Bagian punggung yakni pokok permasalahan dikenalkan dengan pemaparan latar belakang masalah), Argumenta (Alasan yang mendukung pokok permasalahan), dan Conclusio (Ekor, yakni penegasan akhir tentang pandangan nalar yang benar mengenai pokok permasalahan).
"Jika sebatas merujuk teori ini, maka Anies lebih mampu menjalankan perencanaan orasi yang sudah disiapkan sebelum debat. Setiap sesi, ruh soal perubahan terus menerus disampaikan di semua bagian pidato," sambungnya.
Baca Juga: Soal Pertahanan Nasional, Gagasan Anies-Prabowo-Ganjar Masuk Akal?
Dengan konsistensi gaya itu, Sufyan menambahkan, wajar jika kemudian gagasan cukup memancing emosi terutama dari Prabowo Subianto. Baik dari ungkapan, pilihan kata, termasuk gaya berkacak pinggang kepada moderator.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement